HIDUPKATOLIK.COM – Latihan Dasar Pengurus Dewan Ambalan III, Lazarus Dewa III, memasuki hari kedua, Sabtu, (15/4/2023).
Kegiatan yang berpusat di sekolah SMA Bunda Hati Kudus, Kota Wisata, Cibubur ini adalah program yang diselenggarakan oleh Tim Kerja Penegak Pandega (TKPP) Majalis Pendidikan Keuskupan (MPK) Bogor dan mengambil tema, “Build Leadership with Scout”.
Di hari kedua ini, anak-anak Pramuka dari beberapa sekolah Katolik di Keuskupan Bogor mengadakan kegiatan jelajah ke Kampung Babakan, Desa Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Jawa Barat. Selain pengenalan lingkungan dan mengalami kehidupan masyarakat setempat di Desa Ciangsana, anak-anak juga dilatih untuk menguatkan jiwa kepemimpinan. Kegiatan “Pramuka masuk desa” ini untuk menguatkan karakter anak bangsa yang mandiri, percaya diri, bertanggungjawab, jujur, dan dapat dipercaya.
Di hari kedua kegiatan Lazarus Dewa III, anak-anak mendapatkan materi dari Johannes de Deo, Staf Manorga Tim Kerja Kepramukaan (TKK), Majelis Nasional Pendikan Katolik (MNPK).
Saat membawakan materi soal Manajemen Ambalan, Deo mengatakan, dalam kepramukaan organisasi satuan sebagai alat pendidikan yang efektif dan efisien sehingga dapat membantu anak-anak ketika berada di tengah masyakarat.
Deo juga menjelaskan tujuan dari Manajemen Ambalan ini untuk menghidupkan lagi Ambalan yang selama ini tidak cukup berkembang di sekolah-sekolah Katolik di Keuskupan Bogor. Hal ini sejalan dengan harapan TKP Majelis Pendidikan Keuskupan Bogor.
“Kalau melihat data, dari 17 sekolah Katolik di Keuskupan Bogor, Ambalan Penegak yang hidup dan cukup aktif hanya di 4 sekolah. Maka ini menjadi fokus utama,” ujar Deo.
Sementara materi lain dibawakan oleh Antonia Gita, personal trainer out project. Lulusan Fakultas Psikologi Unika Atmajaya Jakarta ini membawakan materi terkait leadership.
Gita mengemukakan empat jenis leadership yang harus dimiliki seorang Pramuka. Pertama, self leadership yaitu sebuah patokan untuk bagi diri sendiri. Segala perkataan dan perbuatan harus terarah kepada tujuan yang baik.
Kedua, cooperative leadership yaitu bersama-sama saling mendukung untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Misalkan mendengarkan arahan dan melakukan segala aktivitas dengan baik.
Ketiga, supportive leadership yaitu secara aktif membantu pemimpin dan sesama Pramuka untuk mencapai tujuan dengan baik.
Keempat, directive leadership yaitu membantu mengarahkan orang lain, mandiri membuat perencanaan, dan mudah berhadapan dan bekerjasama dengan siapapun.
Pengajar di Sekolah Indonesia Life School ini menegaskan bahwa seorang pemimpin bukan pertama-tama soal peranan atau jabatan yang melekat pada diri seseorang tetapi sejauh mana kehadirannya memberi dampak, teladan, memiliki integritas, beretika, bertindak tegas, dan mendorong pengambilan risiko dan inovasi.
“Maka diharapkan anak-anak setelah mengikuti kegiatan Lazarus Dewa III ini memiliki karakter pemimpin yang bisa dipegang di tengah bangsa dan Gereja. Memiliki being supportive, komunikasi yang baik, delegasi, passionate, dan motivasi,” ujarnya.
Yusti H. Wuarmanuk