HIDUPKATOLIK.COM – Paus Fransiskus meminta doa untuk para korban kebakaran di pusat pemrosesan migran di Meksiko.
Paus Fransiskus memikirkan dan meminta doa untuk 38 orang yang meninggal pada Selasa (28/3) di sebuah fasilitas bagi para migran di Ciudad Juarez di Meksiko, dekat perbatasan dengan Texas, Amerika Serikat.
“Mari berdoa untuk para migran yang tewas dalam kebakaran tragis di Ciudad Juarez, di Meksiko,” kata Paus Fransiskus saat menyapa para peziarah berbahasa Spanyol pada Audiensi Umum mingguan.
“Semoga Tuhan menerima mereka dalam Kerajaan-Nya dan membawa penghiburan bagi keluarga mereka,” tambahnya meminta mereka yang hadir untuk bergabung dengannya dalam doa bagi mereka.
Sedikitnya 38 orang tewas dalam kebakaran yang melanda pusat pemrosesan migran di dekat Jembatan Stanton-Lerdo, yang menghubungkan Meksiko dan Amerika Serikat.
Telah muncul, ketakutan akan segera dideportasi memicu protes yang mengakibatkan beberapa migran membakar kasur di pusat tersebut, di mana enam puluh delapan orang ditahan sementara permintaan migrasi mereka sedang diproses.
Mereka berasal dari Guatemala, Honduras, El Salvador, Ekuador, Kolombia, dan Venezuela.
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan beberapa dari mereka yang memulai kobaran api, membakar kasur, mengetahui bahwa mereka akan dideportasi kembali ke tanah air mereka, tetapi menekankan, “Mereka tidak berpikir itu akan menyebabkan tragedi yang mengerikan ini.”
Kamera pengintai menunjukkan dua penjaga melarikan diri, bukannya membuka pintu sel, karena asap yang mencekik membuat atmosfer semakin tidak bisa dihirup.
Sistem migrasi yang rusak
Meksiko mendeportasi lebih dari 100.000 migran tidak berdokumen setiap tahunnya, tetapi bagi banyak lainnya, Meksiko mengeluarkan visa sementara yang memungkinkan mereka untuk tinggal dan bekerja di Meksiko.
Sebagai buntut dari tragedi ini, Duta Besar AS untuk Meksiko Ken Salazar, mengatakan ini adalah pengingat yang gamblang bagi pemerintah tentang pentingnya memperbaiki sistem migrasi yang rusak.
Tapi, tidak mungkin bahkan tragedi sebesar ini akan memperlambat atau menghentikan eksodus orang-orang dari Amerika Tengah dan Selatan ke Amerika Utara, yaitu Amerika Serikat. **
Linda Bordoni/James Blears (Vatican News)/Frans de Sales