HIDUPKATOLIK.COM – HARI RAYA KABAR SUKACITA; Yes 7:10-14; 8:10; Mzm 40:7-8a.8b-9.10.11; Ibr 10:4-10; Luk 1:26-38.
HARI Raya Kabar Sukacita dirayakan tepat sembilan bulan sebelum Perayaan Natal, 25 Desember. Bacaan Injil menggambarkan kesiapsediaan Maria untuk menjadi Bunda dari Putera Allah. Namun, Injil menunjukkan bahwa kesediaan Maria tidak datang dengan mudah. Awalnya Maria masih belum memahami dan bertanya-tanya “Bagaimana hal itu mungkin terjadi?” Maria akhirnya tiba pada titik di mana dia bisa berkata, “terjadilah padaku menurut perkatan-Mu”. Ia sampai pada titik itu setelah mengalami banyak perjuangan.
Kita diingatkan kembali tentang Yesus yang berdoa di taman Getsemani. Doa-Nya akhirnya membawa-Nya ke titik di mana Dia bisa berkata, “bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi. (Luk. 22:42). Sekali lagi, itu terjadi setelah Ia mengalami suatu perjuangan besar. Bahkan dalam doa-Nya Yesus berkata, “Ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.”
Pengalaman Maria dan Yesus menunjukkan bahwa menanggapi panggilan Allah, tetap setia pada kehendak Allah dalam hidup kita, akan selalu melibatkan pergumulan semacam itu. Namun, kita yakin bahwa kita tidak sendirian di dalam pergumulan itu. Kuasa Yang Mahatinggi akan menaungi kita, sebagaimana itu menaungi Maria; Roh Kudus akan turun ke atas kita, seperti yang datang ke atas Maria. Dalam perjuangan kita untuk setia, kita juga didorong oleh kata-kata Malaikat Gabriel kepada Maria, “tidak ada yang mustahil bagi Allah”. Dalam Doa Salam Maria kita senantiasa mohon melalui perantaraan Bunda Maria “Doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati”.
Romo Yohanes Leonardus Suharno, SX Formator Postulan Serikat Xaverian (S.X) – MA Biblical Studies Catholic Theological Union, Chicago