HIDUPKATOLIK.COM – Paroki BMV Katedral Bogor kunjungi Perpustakaan dan Galeri Kota Bogor, Selasa, 21/3/2-23. Selain untuk merajut tali silaturahmi, kunjungan ini juga untuk memberikan Buku Tapak Jejak yang terbit pada 2021 lalu.
Adapun yang mewakili Paroki Katedral adalah Pastor Paroki Romo Paulus Haruna didampingi Ketua Komsos, Aloisius Johnsis dan Redaktur Media Sosial Komsos, Audrey Aprillia.
Kunjungan ini adalah bentuk komitmen Gereja untuk mengedukasi dan menambah referensi sejarah di Kota Bogor. Bisa dibilang ini adalah kunjungan ke tetangga karena lokasi Katedral dan Perpustakaan Kota Bogor yang persis berseberangan.
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diarpus) Kota Bogor, Rudiyana hadir langsung menyambut kunjungan dari Gereja katedral Bogor.
“Kami bersyukur sekali dapat dikunjungi oleh Romo dan tim serta diberikan buku yang sangat bagus luar biasa ini. Buku ini akan menambah kekayaan informasi yang ada di Perpustakaan Kota Bogor, kita bisa letakan di ruang referensi bersama buku-buku sejarah Kota Bogor lainnya,” ungkapnya.
Rumah untuk Semua
Romo Haruna berharap buku Tapak Jejak yang diberikan dapat menjadi salah satu bentuk kehadiran Gereja Katolik di Perpustakaan Kota Bogor.
“Saya senang bisa hadir dan diterima di tempat ini. Kami membawa buku Tapak Jejak, buku ini berisi berbagai informasi yang otentik dari berbagai referensi dan sejarah yang mewarnainya. Kami berharap melalui buku ini, masyarakat dapat mengetahui lebih banyak terkait perkembangan Katolik juga kehidupan umat beragama di Kota Bogor,” tuturnya.
Kunjungan ini adalah yang pertama dan harapannya ke depan dapat membuka berbagai kemungkinan kerja sama yang dapat dilakukan. “Ini adalah awal, ke depan kita bisa buka ruang kolaborasi yang seluas-luasnya,” kata Johnsis yang juga adalah Pemimpin Redaksi Buku Tapak Jejak.
Menutup pertemuan, Rudiyana berkomitmen untuk mewujudkan gerak toleransi dan kebangsaan melalui Perpustakaan dan Galeri Kota Bogor. “Romo dan teman-teman, saya ingin sekali perpustakaan ini menjadi rumah untuk semua tanpa sekat apapun. Semua boleh dan harus hadir di sini, termasuk toleransi dan nilai kebangsaan,” pungkasnya.
Perpustakaan dan Galeri Kota Bogor sendiri telah memiliki cukup banyak koleksi, beberapa diantaranya bisa dibilang langka. Menurut data, setidaknya terdapat lebih dari 500 kunjungan setiap harinya.
Laporan Audrey Aprillia/Agnes Marilyn