HIDUPKATOLIK.COM – Selama beberapa dekade terakhir, pengakuan dosa di Eropa bisa dikatakan dalam situasi kritis. Meski demikian, Paus Fransiskus mengajak kita untuk kembali melakukan pengakuan dosa dan menerima Sakramen Rekonsiliasi.
Dalam kegiatan ibadat tobat di sebuah gereja di Roma, ia mengatakan bahwa perjumpaan dengan Tuhan dalam sebuah Sakramen Rekonsiliasi sebagai perayaan yang menyembuhkan hati dan memberikan kedamaian.
Dalam kunjungannya ke Gereja Paroki Santa Maria al Trionfale pada Jumat sore (17/3/2023), Paus membuka kegiatan “24 Jam Bersama Tuhan,“ sebuah ibadat untuk rekonsiliasi di Masa Prapaskah. Ibadat tersebut berlangsung selama kurang lebih 2 jam. Gereja yang modern dan sederhana itu terletak beberapa ratus meter di selatan Museum Vatikan.
Banyak umat yang ikut menghadiri ibadat tobat tersebut, termasuk sebagian di antaranya melakukan pengakuan dosa kepada Paus Fransiskus. Di antara para rohaniwan yang hadir, tampak pula mantan Uskup Limburg, Franz-Peter Tebartz-van Elst, yang meninggalkan keuskupan setelah skandal keuangan dan sekarang bekerja di Vatikan serta Kardinal Italia, Angelo Becciu. Kasus yang menimpa Becciu saat ini sedang diproses dalam pengadilan Vatikan.
“Tuhan menunggu kita untuk menyembuhkan luka batin kita“
Paus Fransiskus, yang merayakan Tahun Kerahiman Suci Luar Biasa pada 2016 itu dalam homilinya mengingatkan kita bahwa Tuhan selalu menunggu kita karena Ia mau kita sembuh dari dosa dan luka batin.
Sakramen Rekonsiliasi, sebagaimana telah disebutkan sejak Konsili Vatikan II bukanlah sebuah penghakiman yang harus ditakuti, melainkan sebagai pelukan ilahi dimana seseorang disembuhkan.
Setibanya di paroki, Paus berbincang dengan beberapa kelompok kategorial di sana, termasuk kelompok Pramuka Katolik. Selama ibadat tobat berlangsung, Paus mengenakan stola ungu dan koor menyanyikan Kyrie. Paus membuka inisiatif Masa Puasa ini serupa dengan ibadat tobat yang pernah dilakukan di Basilika Santo Petrus tahun lalu.
Menembus Awan
Paus mengingatkan umat atau siapa saja yang terlibat aktif dalam kegiatan paroki untuk tidak bersikap angkuh, tidak menganggap diri lebih baik dari yang lain. Siapa pun yang merasa lebih baik dari yang lain tidak akan dapat memberi ruang bagi Tuhan. Sebab ruang dalam dirinya bagi Tuhan telah dipenuhi dengan „aku“ (egonya sendiri). Jadi walaupun ia mengucapkan doa atau melayani, dia tidak memiliki dialog yang sejati dengan Tuhan. Dan hal semacam itu seringkali terjadi dan dialami oleh mereka yang terlibat aktif di paroki.
Di sisi lain, Alkitab mengingatkan kita bahwa „hanya doa orang miskin yang menembus awan,“ demikian disampaikan Paus. Hanya mereka yang benar-benar merasa berdosa, yang membutuhkan keselamatan dan tidak memaksakan jasa mereka di hadapan Tuhan, yang akan menemukan Tuhan. Maka itu, Paus mengajak kita semua untuk melalukan pemeriksaan batin, apakah saya sombong, apakah saya merasa lebih baik dari yang lain, apakah saya memandang rendah orang lain.
Pemeriksaan Batin
Bagi para Jesuit, pemeriksaan batin memainkan peran khusus, demikian ujar Paus yang berasal dari Jesuit itu. Pada kesempatan tersebut Paus menjelaskan bagaimana ia mempertanyakan diri secara mendalam di hadapan Tuhan.
“Ketika aku melupakan atau mengabaikanMu, ketika aku menempatkan kata-kataku sendiri dan kata dunia di atas SabdaMu, ketika aku berpura-pura benar dan membenci orang lain, ketika aku bergosip tentang orang lain, ya Tuhan, kasihanilah aku, orang berdosa. Jika aku tidak peduli dengan orang-orang disekitarku, jika aku acuh tak acuh terhadap orang miskin yang menderita, yang lemah dan terpinggirkan, ya Tuhan, kasihanilah aku, orang berdosa.“
Umat pun mengulangi seruan “Ya Tuhan, kasihanilah kami, orang berdosa.“
“Untuk dosa-dosaku terhadap kehidupan, untuk kesaksian burukku yang menodai wajah cantik Gereja, untuk dosa-dosaku terhadap ciptaan, ya Tuhan, kasihanilah aku, orang berdosa. Untuk ketidakbenaran yang kulakukan, ketidakjujuranku, kurangnya transparansi dan legalitas, ya Tuhan, kasihanilah aku, orang berdosa. Untuk dosa-dosaku yang tersembunyi, untuk kejahatan yang telah kulakukan kepada orang lain tanpa disadari, untuk kebaikan yang dapat aku lakukan dan tidak aku lakukan, ya Tuhan, kasihanilah aku, orang berdosa ini.”
Dari Vatican News/Sr. Bene Xavier, MSsR (Wina, Austria)
Bpk Paus Franziskus amat baik hatinya dn mengajarkan kami apa yg kami sdh lama tdk melakukannya dgn routin…ampunilah kami ya Tuhan ku dn Allah ku…yaitu misalnya utk mengaku plg sdkt 2x setahun…dn janganlah sombong ttp tetap rendah diri dn mencintai sesama jg menolong mereka yg miskin dn yg membutuhkan skl pertolongan kita…amin