HIDUPKATOLIK.COM – Yes.58:1-9a; Mzm.51:3-4,5-6a, 18-19; Mat.9:14-15
BERPUASA bukanlah semata-mata aksi ritual, menghamburkan abu ke kepala, mencambuki badan atau tidak makan minum dalam jangka waktu tertentu. Semua aksi lahiriah ini tidaklah bermakna apa-apa, jika perilaku hidup tidak sejalan, misalnya: menipu, kejam, pendendam, korupsi, pemabukan, membunuh, dan sejenisnya. Karena itu, melalui nabi Yesaya Tuhan mengecam keras sikap orang yang merasa telah berpuasa menyenangkan hati Tuhan sementara tetap menipu dan memeras setiap hari dengan sesuka hati.
Berpuasa bukanlah sekadar mengurangi makan, lebih rajin berdevosi dan menyumbang lebih banyak di saat masa Prapaska. Berpuasa tidak sekadar diatur masa liturgi. Berpuasa yang benar ialah hidup adil dan benar sesuai dengan hukum
dan kehendak Tuhan dalam hidup setiap orang beriman. Untuk itu kita perlu benar -benar berusaha mempelajari dan mengerti hukum Tuhan, memahami kehendak Tuhan bagi diri kita masing-masing, supaya benar-benar mampu hidup benar dan adil.
Mari di masa khusus ini kita memanfaatkan waktu berahmat yang disediakan Gereja untuk lebih dekat kepada Tuhan, supaya kita memahami dan mengerti kehendak-Nya, sehingga kita mampu berpuasa dengan benar dan menyenangkan hati-Nya. Sekarang
pengantin Gereja sungguh-sungguh dekat dengan kita, mari kita hidup dekat dengan-Nya dan melaksanakan perintah-Nya dengan tepat, berpuasa dengan benar.
Pastor Paulus Toni Tantiono, OFMCap Dosen Pendidikan Agama Katolik/Etika Sosial Universitas Widya Dharma Pontianak