HIDUPKATOLIK.COM – HARI Sabtu pagi, 21 Januari 2023. Di Aula Lantai 3 SMA Santa Ursula Jakarta berlangsung sebuah peristiwa yang seolah-olah tampak biasa. Sesungguhnya tidak biasa! Pagi itu, perwakilan DPH dari 68 paroki di Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) tak sekadar berkumpul.
Pada hari ini, untuk pertama kali dalam sejarah KAJ, paroki-paroki menyerahkan Kronik Pandemi Covid-19 kepada Ketua Tim Kronik Pandemi KAJ, Romo V. Adi Prasojo, Pr (Sekretaris KAJ) dan Ketua Tim Gugus Kendali KAJ, Romo Samual Pengestu, Pr (Vikaris Jenderal KAJ).
Penyerahan dilakukan secara berkelompok sesuai dengan dekanat masing-masing. KAJ terdiri dari 9 dekanat: Tangerang I, Tangerang II, Selatan, Utara, Barat I, Barat II, Utara, Timur, dan Pusat. Penyerahan ditandai dengan penandatangan berita acara/dokumen oleh masing-masing paroki dan oleh Romo Adi dan Romo Samuel.
Adapun isi dari Kronik Pandemi ini terdiri dari dua Bab, yakni Bab Utama dan Bab Pendukung. Di dalam Bab Utama terdapat: Kronologi Kejadian Penting di Paroki dalam Masa Pandemi (2020-2022); Tim Gugus Kendali Paroki; Dinamika Penyelenggaraan Misa Offline; Penyelenggaraan Sakramen-Sakramen; Dinamika Pelaksanaan Pelayanan Pembawa Komuni (PPK), Dinamika Masa Pekan Suci di Paroki; Dinamika Masa Natal di Paroki; Gerakan Kemanusiaan dalam Penanggulangan Covid-19, dan Penerapan Aplikasi Peduli Lindungi.
Sedangkan Isi Bab Pendukung adalah Daftar Istilah; Penerapan Belarasa di Paroki; Dinamika di Paroki; Sinergi Paroki dengan Masyarakat; Peranserta Paroki dalam Program Vaksinasi Covid-19; Penggunaan Teknologi dalam Pelayanan di Masa Pandemi; In Memoriam; Kisah Inspiratif di Masa Pandemi; dan Lampiran.
Sebelum penyerahan Kronik Pandemi, panitia mengajak para sekretaris dan pastor paroki untuk menempelkan potongan-potongan kertas peta Gereja Keuskupan Agung Jakarta yang berada di tiga provinsi, yaitu, Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat, dan Provinsi Banten. Acara ini tentu saja mengandung makna yang tidak bisa dilepaskan dari acara pokok hari ini dan keberadaan Gereja Keuskupan Agung Jakarta di tengah masyarakat dan bangsa Indonesia.
Sebelum penyerahan dan penandatanganan, Rose Pratiwi mewakili Tim Kronik Pandemi, ‘memutar ulang’ atau mengisahkan kembali perjalanan panjang penuh suka dan duka KAJ bersama masyarakat lainnya di Masa Pandemi tahun 2020-2022. Titik awal dimulai saat Presiden Joko Widodo menyatakan terdapat dua WNI yang positif terjangkit virus Corona pada tanggal 2 Maret 2020.
Menjadi Inspirasi
Romo V. Adi Prasojo, Pr, akrab disapa Romo Adi, dalam sambutannya mengatakan, pembuatan atau pengerjaan Kronik Pandemi dan penyerahan ke KAJ dan pada waktunya akan diserahkan kepada Negara malalui Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) merupakan wujud konkret rasa cinta tanah air umat Katolik kepada NKRI.
Mengikuti nasihat Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo, kata Romo Adi, KAJ terus mengembangkan sikap kepedulian dan rasa cinta tanah air.
Romo juga menyampaikan bahwa sejak tahun 2018, KAJ telah mengadakan kerja sama dan telah menandatangani perjanjian tertulis (Memorandum of Understanding) dengan ANRI. “Kita (KAJ, Red.) oleh ANRI, dianggap sebagai lembaga keagamaan dengan arsip historis yang luar biasa dan dikenal tertib dan disiplin dalam menciptakan arsip. Hal ini juga, menjadi policy dari Bapa Uskup Agung Jakarta untuk menunjukkan bahwa arsip kita dikelola oleh pihak luar negeri, khususnya Negeri Belanda. Namun dengan opsi cinta tanah air itu, kita memilih kerja sama dengan ANRI,” paparnya.
Pada November 2020, kata Romo Adi, awal mulai Pandemi, ANRI telah mengundang seluruh kementerian, lembaga/badan, ormas, orpol, lembaga kegamaan (termasuk KAJ) untuk mengumpulkan arsip Pandemi. Saat pertemuan ini, disampaikan tentang bagaimana dulu arsip yang mereka miliki tahun 1920 tentang arsip pandemi Flu Spanyol. Saat itu Indonesia (sebagai koloni Belanda) juga terdampak dari orang Belanda yang datang.
“Saat pertemuan itu, ANRI menampilkan arsip yang dimiliki kolonial Belanda dan diturunkan ke Negara Indonesia. Datanya tidak terlalu banyak, sangat terbatas. Diceritakan bagaimana kolonial Belanda menggunakan wayang untuk melakukan sosialisasi pandemi,” tambah Romo Adi.
Berdasarkan pelangaman itu, ANRI mengajak semua pihak untuk menciptakan arsip yang jauh lebih lengkap. “Maka, apa yang kita lakukan hari ini (penyerahan Kronik), akan menjadi inspirasi iman bagi generasi-generasi mendatang tentang bagaimana kisah umat Katolik Indonesia bergandengan tangan dengan seluruh masyarakat dalam mengatasi Pandemi ,” ujarnya.
Harus Kreatif dan Inovatif
Sementara itu, dalam sambutannya sebelum menutup pertemuan ini, Romo Samuel menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh tim paroki yang telah bekerja keras mengerjakan Kronik ini.
“Saya tahu begitu susahnya membuat Kronik ini. Kita semua berharap, tidak ada pandemi lagi di masa mendatang. Namun, seandainya 25 atau 50 tahun mendatang terjadi lagi, kita sudah punya catatan penting, bagaimana mengatasi Pandemi Covid-19 atau sejenisnya,” tuturnya.
Dalam rangka ini, Romo Samuel ‘menitipkan’ empat hal yang perlu diperhatikan.
“Petama, kita ingin melatih umat untuk berdiskresi dalam terang Roh Kudus. Kedua, perlu refleksi. Kronik ini tidak akan bunyi kalau tidak ada refleksi iman. Ketiga, harus terjadi transrformasi. Kita membangun atau memulai suatu habitus baru dengan mencatat hal atau peristiwa penting di paroki kita masing-masing. Dengan mencatat, ada niat-niat baik yang harus kita lakukan bersama. Setelahy menyerahkan ini ke ANRI itu berarti tugas kita sudah selesai. Tidak. Bagikan lagi kepada umat agar umat bisa mengahadapi tantangan di masa depan,” paparnya.
Dan, keempat, ia mengajak semua yang hadir mampu membangun jemaat Allah dengan melaksanakan hal-hal baik yang telah direfleksikan .
“Bukan sekadar gagasan atau ide belaka. Jangan puas dengan yang itu-itu saja. Kita harus kreatif dan inovatif supaya kita bisa maju ke depan,” tuturnya.
Sebelum menutup sambutanya, Romo Samuel menegaskan bahwa hidup paroki tidak hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk Gereja KAJ secara keseluruhan, untuk Gereja Indonesia, dan Gereja Universal.
F. Hasiholan Siagian
HIDUP, Edisi No. 06, Tahun ke-77, Minggu, 5 Februari 2023