HIDUPKATOLIK.COM – SETELAH dibekap Pandemi Covid-19 selama kurang lebih dua tahun atau lebih, Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu secara resmi telah mencabut PPKM namun tetap menghimbau semua pihak menjalankan protokol kesehatan yang selama ini telah dijalankan dengan cukup baik. Pencabutan itu tentu setelah mempertimbangkan dan analisa yang mendalam terhadap keterkendalian virus ini di tanah air.
‘Bersamaan’ dengan berakhirnya masa PPKM ini, Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) akan menyerahkan perjalanan KAJ selama masa pandami dalam bentuk Kronik Pandemi. Kronik ini dikumpulkan dari seluruh paroki yang ada di KAJ. Momen pengumpulan atau penyerahan itu diadakan pada Sabtu, 21 Januari 2023 lalu. Secara resmi penyerahan itu diadakan di Aula SMA St. Ursula Jakarta kepada Ketua Tim Kronik KAJ dan Ketua Gugus Tim Kendali KAJ. Dan, pada waktunya, Kronik ini akan diserahkan kepada Negara malalui Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
Kronik ini tentu saja bukanlah kronik biasa. Kronik ini sarat makna. Catatan-catatan perjalan selama masa Pandemi ini kelak akan sangat berharga bagi generasi yang akan datang. Bilamana hal serupa (sejenis) terjadi – hal itu memang tidak kita harapkan – para pihak terkiat nantinya sudah bisa membuka lembaran-lembaran arsip ini untuk menjadi bahan pelajaran berharga. Hal ini pernah terjadi tatkala flu Spanyol terjadi pada masa lalu. Sepenggal catatan arsip yang ditersimpan dari flu ini dapat ditelusuri di dalam arsip.
Proses pengerjaan Kronik Pandami KAJ ini memerlukan energi, pemikiran, dan ketekunan tiap tim di masing-masing paroki. Jatuh-bangun, penuh perjuangan untuk melengkapi kepingan-kepingan perjalanan suka dan duka selama masa Pandemi. Namun, pada akhirnya pengerjaan dapat diselesaikan dengan baik.
Ungkapan Presiden pertama RI, Ir. Soekarno dapat menjadi ingatan kita akan pentingnya mencatat peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan kita (pribadi, komunitas, berbangsa, bernegara). Jasmerah, jangan sekali-sekali melupan sejarah! Sepahit apapun perjalan bangsa ini selama masa Pandemi, tetaplah masa sulit ini mengajarkan banyak hal kepada semua pihak, termaduk lembaga-lambaga sosial keagamaan.
Gereja, dalam hal ini, KAJ langsung mengambil langkah-langkah strategis. Mengikuti arahan atau peraturan Pemerintah secara rigid, solid. Ibadah di gereja dilakukan secara online, begitu pun pelayanan-pelayanan lain. Di awal-awal Pandemi tampak memang masih gamang namun seiring dengan berjalannya waktu, pelayanan sakramen-sakramen dapat berjalan dengan baik. Umat, terutama pada korban yang meninggal dunia karena Covid-19, dapat terlayani dengan maksimal.
Catatan-catatan perjalan itulah yang direkam dalam Kronik Pandemi secara sistematis dan terukur disertai dengan data yang lengkap dan terverifikasi oleh tim, baik di tingkat paroki maupun di tinkat keuskupan. Selain menjadi catatan penting untuk melengkapi arsip Negara, Kronik Pandemi akan menjadi memori kolektif yang akan mewarnai perjalan kita, Gereja dan Bangsa.
HIDUP, Edisi No. 06, Tahun ke-77, Minggu, 5 Februari 2023