HIDUPKATOLIK.COM – Ibr 11:1-7; Mzm 145:2-3.4-5.10-11; Mrk 9:2-13
DUA kata yang dipakai untuk menggambarkan iman, yaitu “dasar”, keyakinan yang sungguh-sungguh dan “bukti”, suatu kepastian dari apa yang tidak dilihat. Iman memberikan kita kejelasan bahwa Allah akan menggenapi janji-janji-Nya. Kitab Suci memberikan kesaksian tokoh-tokoh orang beriman, mulai dari kisah penciptaan sampai akhir, mereka teguh berpegang pada janji Allah dan mengandalkan-Nya di masa-masa yang sulit.
Iman pertama-tama tidak lain merupakan rahmat Allah dan tanggapan dari manusia. Ia mengasihi dan menyelamatkan kita, sehingga dalam kasih kerahiman-Nya, kita membangun relasi dengan-Nya, berusaha mengenal, mencintai, dan menjadi serupa dengan-Nya. Oleh karena itu, iman dimulai dengan menyadari kasih Allah, mempercayai sifat dari Allah, kasih pengampunan, kesetiaan, dan kebenaran dari Sabda Allah, bahwa Ia akan menggenapi janji-Nya.
Kita menyenangkan Allah dengan hidup dalam iman. Di saat-saat yang sulit, bahkan ketika mata jasmani terlalu lemah untuk melihat yang ada di hadapan dan ke mana akan dibawa, tetapi Tuhan dapat melihat semuanya. Yang perlu kita lakukan adalah mengasihi dan mengenali Dia yang membimbing. Dengan kacamata iman, kita menyerahkan diri kepada Tuhan, bersandar pada Sabda-Nya, sehingga pengajaran-Nya memberikan arti dalam hidup kita dan tuntunan-Nya nampak dalam seluruh aktivitas kita setiap hari. Iman memberikan pandangan yang memampukan kita berjalan dalam hidup di saat-saat terang maupun dalam kegelapan. Mari kita hidup dalam iman sehingga kita berkenan kepada-Nya.
Sr. M. Eusebia, P.Karm Dosen STIKAS St. Yohanes Salib Bandol, Kalimantan Barat