HIDUPKATOLIK.COM – Kej 9:1-13; Mzm 102:16-18.19-21.29.22-23; Mrk 8:27-33
SEGALA sesuatu yang terjadi setelah air menjadi surut mengingatkan pada penciptaan pertama: berkat Tuhan, gambar dan rupa Allah, perintah untuk beranak cucu dan perjanjian. Berkat Tuhan diberikan kepada Nuh dan anak-anaknya (Kej. 9:1). Kepada mereka Allah memerintahkan untuk beranak cucu dan bertambah banyak, sebagaimana yang telah disabdakan kepada Adam dan Hawa. Demikian pula disebutkan mengenai
harkat manusia, yang diciptakan “menurut gambar Allah sendiri” (Kej 9:6).
Manusia dikasihi oleh Allah, meskipun dalam sejarah nampak ketidaksetiaan manusia. Sesungguhnya Allah ingin agar manusia memiliki relasi pribadi dengan-Nya, menyadari nilai berharga dirinya dan segala apa yang telah Ia ciptakan serta membangun dunia yang Ia ciptakan untuk kebaikan, kasih, keadilan, dan damai. Ketika Allah mengadakan
ikatan perjanjian dengan Nuh, Ia tidak hanya ingin memperbaharui, tetapi juga rindu membawa manusia untuk masuk dalam hubungan personal dengan-Nya. Walaupun Allah mengetahui bahwa manusia akan terus berbuat jahat, namun Ia selalu setia. Oleh karena itu, bumi akan selalu menjadi tempat dimana Allah dan manusia bekerja bersama-sama.
Tuhan sanggup memperbaharui hidup kita. Ia tetap setia, meskipun kita seringkali mengikuti cara kita sendiri, namun sesungguhnya Ia memberikan kemampuan kepada kita untuk mengenal dan mencintai Dia. Mari kita membangun relasi pribadi dengan-Nya untuk membawa kebaikan dari apa yang Ia ciptakan.
Sr. M. Eusebia, P.Karm Dosen STIKAS St. Yohanes Salib Bandol, Kalimantan Barat