HIDUPKATOLIK.COM – Dua hari menjelang penerimaan gelar Doktor Kehormatan (Doctor Honoris Causa) dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga di Yogyakarta, Presiden Dikasteri Dialog Antaragama Vatikan, Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixot, MCCJ, bertemu dengan sejumlah wartawan Katolik yang tergabung dalam Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) di Kedutaan Besar Vatikan di Jakarta pada Sabtu, 11/2/2023.
Turut mendampingi Kardinal Ayuso dalam pertemuan tersebut Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo serta Romo Yustinus Sulistiadi (diosesan Keuskupan Agung Jakarta), Laurentius Amrih Jinangkung (mantan Duta Besar Indonesia untuk Vatikan), dan Albertus Magnus Putut Prabantoro (penasihat PWKI).
Kardinal Ayuso tiba di Jakarta pada Kamis, 9/2/2023, didampingi Direktur Dialog Antaragama Vatikan untuk Asia-Pasifik, Dikasteri Dialog Antaragama Vatikan, Pastor Markus Solo Kewuta SVD.
Ini kali kedua ia mengunjungi Indonesia setelah kunjungan pertama dilakukan pada tahun 2014.
Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya bagi wartawan Katolik untuk turut mempromosikan persaudaraan insani.
“Paus Fransiskus, sejak awal masa kepausannya, sangat teguh dalam mempromosikan persaudaraan insani. Dan saya kira kalian sebagai wartawan perlu selalu ingat bahwa kita harus mengandalkannya meskipun kenyataannya ada perbedaan,” ujarnya.
Menurutnya, perbedaan bukan penghalang tetapi justru merupakan suatu keindahan. Dan perbedaan merupakan sesuatu yang memungkinkan bagi umat manusia untuk menciptakan perdamaian.
Ia pun mengibaratkan persatuan sebagai irama musik nan merdu.
“Kita harus memadukan nada, irama untuk menciptakan simfoni persekutuan, persatuan dalam keberagaman. Tidak mungkin ada masyarakat, tidak mungkin ada kehidupan umat manusia jika kita tidak mengakui perbedaan,” imbuhnya.
Terkait gelar Doktor Kehormatan yang akan diterima oleh Kardinal Ayuso, Romo Markus – yang akrab disapa Padre Marco – mengakui bahwa hal ini merupakan sesuatu yang sangat menggembirakan bagi umat Katolik.
“Bukan saja karena beliau ditentukan oleh Paus untuk menerima award ini. Yang menerima ini adalah Kardinal Ayuso, bukan Paus. Kardinal ini menerima oleh karena jasa-jasa dan segala macam yang beliau lakukan menyangkut promosi atau memajukan dokumen fraternity,” ujarnya.
Kardinal Ayuso pernah mengunjungi sejumlah negara di Timur Tengah dan beberapa negara penting berpenduduk mayoritas Muslim. Ia juga menaruh perhatian terhadap keunikan Islam di Indonesia.
Selain menerima gelar Doktor Kehormatan, ia juga akan mengunjungi beberapa pesantren yang dikelola oleh Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah yang berada di Yogyakarta.
“Lalu kita juga memberikan sedikit aspek iman kita sendiri bahwa ini adalah hasil kerja sama kita – Katolik – dan Islam. Oleh karena itu, kita juga akan ke Gereja Katolik di Ganjuran. Ini karena maknanya yang luar biasa. Komitmen Gereja Katolik berabad-abad untuk perdamaian dan kerukunan di tanah air ini,” kata Pastor Markus Solo.
Roselina