HIDUPKATOLIK.COM – Sudah cukup banyak penjelasan yang saya dapat dengan patung-patung di gereja Katolik. Kalau memang tidak maksud untuk disembah, sebetulnya apa fungsi patung-patung itu ditaruh di dalam gereja. Bahkan juga ada yang dipasang di luar. Saya liat hal ini cukup banyak.
Angela, Pontianak
Angela yang baik, terima kasih atas pertanyaan ini. Tiga hal kiranya bisa disebutkan sebagai fungsi patung: simbol, katekese dan evangelisasi.
Pertama, simbol. Dengan simbol dimaksudkan bahwa patung itu membawa pesan atau dalam arti tertentu menunjuk pada identitas. Itu terjadi karena patung, dan gambar kudus adalah karya seni yang menghantar orang pada sosok atau peristiwa tertentu yang menjadi isi iman Kristiani. Misalnya ketika melihat salib, dan corpus yang tergantung, orang akan ditarik pada misteri Tuhan Yesus yang wafat di salib untuk menyelamatkan kita. Jadi salib tidak hanya berfungsi sebagai dekorasi saja di gereja atau rumah, meskipun demi keindahan fungsi dekoratif ini juga penting. Pada salib, kita tidak hanya berhenti pada keindahannya saja, melainkan melampaui apa yang nampak kita sampai pada Yesus dan peristiwa salib itu sendiri. Inilah makna simbol: misteri yang kaya dirangkum dalam sebuah tanda yang sederhana. Dari arah sebaliknya tanda sederhana ini memaparkan kekayaan misteri yang amat kaya.
Proses yang sama terjadi juga dengan gambar atau patung Maria atau orang kudus lainnya. Patung Maria mengajak orang berkontemplasi tentang pribadi, kebaikan dan keutamaan ibu Yesus dan bagaimana rahmat Allah membuatnya menjadi ibu Tuhan sejak peristiwa kabar Malaikat sampai peristiwa salib. Kenangan yang dihadirkan oleh patung Maria ini menambah iman kita dan membuat kita berani maju dalam hidup rohani dengan bantuan ibu Maria. Di depan patung itu – bukan kepada patung itu!!! – biasanya orang Katolik berdoa bagaikan kepada bundanya sendiri, agar ia juga mendoakan kita untuk mendapatkan banyak rahmat yang bermanfaat bagi kehidupan kita. Demikianlah patung orang kudus menghubungkan kita dengan misteri pokok keselamatan kita.
Kedua, patung dapat menjadi sarana katekese yang sangat baik. Di gereja, bahkan di rumah-rumah, patung yang sederhana dapat menerangkan banyak misteri iman secara sangat kompak. Ingatlah kata Paus Fransiskus mengenai kandang Natal sebagai tanda yang mengagumkan (Admirabile Signum). Patung-patung membangkitkan imaginasi informatif dan menghantar pada pengertian akan peristiwa iman. Patung bayi Yesus, gembala, domba, misalnya, dapat menerangkan peristiwa kelahiran Yesus yang penuh damai dan kasih seperti diceritakan dalam Kitab Suci. Patung yang baik tidak hanya memberikan pengetahuan tetapi juga membangkitkan penghayatan dan menggerakkan tindakan tertentu. Itulah katekese. Karena itu wajah patung juga bermacam-macam. Patung Maria Lourdes berbeda dari Patung Maria Fatima atau Maria dari Laboure, justeru karena Patung dibuat dengan latar belakang penghayatan tertentu. Hal yang sama juga bisa kita lihat dari patung Santo Yosep, misalnya Yosep Pekerja, atau patung Yosep yang sedang tidur. Perhatikan juga deretan patung jalan salib yang sangat biblis. Di balik patung itu terdapat pesan katekese yang memikat yang menguatkan dan memperdalam iman.
Ketiga, patung juga berfungsi sebagai sarana evangelisasi. Evangelisasi adalah pewartaan kabar gembira. Itulah identitas kita yang diperoleh berkat karya keselamatan Tuhan. Pemajangan patung adalah ungkapan kesaksian kita akan sukacita keselamatan ini. Di depan gereja paroki saya ada patung St. Fransiskus Xaverius. Itu adalah kesaksian bahwa kami adalah Gereja Katolik, yang mempunyai pelindung seorang santo yang gigih mewartakan iman sampai ke Asia. Di Manado ada Patung Yesus Memberkati. Itu adalah tanda kesaksian iman, dan sekaligus suatu harapan bahwa Tuhan akan memberkati umat-Nya di sini.
Pengasuh: Pastor Gregorius Hertanto, MSC, Ketua Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara