HIDUPKATOLIK.COM – Hari Biasa. Kej. 1:20-2:4a; Mzm. 8:4-5,6- 7,8-9; Mrk. 7:1-13.
DISKUSI Yesus dan orang-orang Farisi serta ahli-ahli Taurat terkait dengan adat istiadat di satu pihak dan di pihak lain pelaksanaan perintah Allah.
Pertama, sumber kebenaran. Legitimasi kebenaran adat istiadat bersumber dari kesepakatan manusia (komunal), proses pentradisian, dan tafsiran yang dihidupi
secara terus menerus antar generasi. Dengan demikian, kendati adat istiadat
adalah sesuatu yang positif, tetapi celah subyektivitas menyebabkan nilai
kebenaran adat istiadat dapat berubah-ubah. Sementara itu, sumber kebenaran Firman Allah berasal dari pribadi Allah sendiri, satu-satunya prinsip kebenaran yang bersifat tetap dan tidak berubah-ubah.
Kedua, formalisme ajaran. Yesus melontarkan kritikan terhadap pelaksanaan ajaran agama yang mengutamakan bentuk semata. Ajaran demikian menyebabkan
manusia kehilangan spirit atau nilai dasar ajaran tersebut. Oleh sebab itu, setiap pengikut Yesus perlu sampai pada pemahaman terhadap inti utama ajaran kristiani untuk keluar dari racun formalisme agama.
Romo Marianus Oktavianus Wega Licenciat Teologi Kitab Suci Universitas Urbaniana, Roma