HIDUPKATOLIK.COM – Pagi itu cuaca berawan. Mega-mega gelap menghiasi langit kawasan Gading Serpong. Di lokasi proyek, angin kencang beberapa kali berembus menerjang lembaran plastik biru yang dipasang sebagai pengganti dinding. Menimbulkan suara-suara yang lumayan mengkuatirkan. Juga beberapa kali ikut menerbangkan debu pasir, serta sempat memadamkan lilin di altar. Romo Hadi Suryono berkelakar, “Ini angin sakal.”
Pagi itu Senin, 30 Januari 2023, pukul 09.00 WIB, Paroki Alam Sutera mengadakan Misa Syukur topping off gedung Gereja Santa Perawan Maria Benteng Gading (SPMBG), Gading Serpong, Tangerang, Banten.
Romo Hadi selaku Romo Kepala Paroki Alam Sutera, bersama tiga romo rekan, masing-masing, Romo Hardijantan Darmawan, Romo Rudy Hartono, dan Romo F.X. Dista Kristanto memimpin Misa Syukur ini.
Hadir juga tiga orang imam CMF yang tinggal di biara Claretian Gading Serpong serta para anggota Dewan, PPG, para kontraktor dan konsultan.
Walau sedikit terganggu dengan angin kencang yang sesekali berembus, Misa berlangsung khidmat. Beberapa vokalis diiringi gitar menyanyikan lagu-lagu Misa dengan suara yang penuh semangat. Lektor membaca dengan baik.
Dalam homilinya, Romo Hadi berulang kali menekankan yang dibangun ini adalah Rumah Tuhan. Perjalanan membangun Rumah Tuhan adalah perjalanan bersama bukan milik satu dua orang, tapi perjalanan bersama seluruh umat, baik dengan doa, dana, dan kerja sama.
“Ini adalah juga karya Tuhan, jadi jangan pernah melupakan Tuhan dalam proses pembangunan. Juga jangan lalai untuk terus menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar. Serta terus melakukan koordinasi dengan KAJ karena paroki Alam Sutera merupakan bagian tak terpisah dari KAJ. Walau gedung sudah mulai mewujud, namun untuk sampai jadi dan selesai, masih butuh banyak dana,” katanya.
Pada kesempatan syukur ini, kepada panitia dana, Romo Hadi berpesan untuk tidak takut dan tidak terjebak dengan premis koq umat terus menerus dimintai donasi.
Ia sangat yakin, bahwa umat senang berpartisipasi untuk mewujudkan Rumah Tuhan.
Proyek yang telah dimulai dengan peletakan batu pertama oleh Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo pada November 2021 kini telah mewujud sebuah gedung walau masih berupa rangka beton dan struktur baja.
Gedung ini terdiri dari tiga lapis. Paling bawah adalah untuk area parkir kendaraan, lalu lantai dua untuk aula, dan lantai paling atas lengkap dengan balkon untuk gereja. Luas setiap lantai sekitar 2.000 m2.
Pada lantai teratas ini berdiri struktur baja sebagai rangka atap. Tiang-tiang baja berwarna putih telah terpasang menjulang tinggi. Pada acara topping off ini dikerek naik potongan trust terakhir sekaligus pada posisi tertinggi, yakni 33 meter dari level nol jalan.
Proses menaikkan trust baja ini dimulai dan diiringi bunyi sirine yang ditekan secara bersama oleh keempat. Semua bersukacita bertepuk tangan dan penuh senyum sumringah. Tentu saja ada sesi foto bersama. Beberapa kamera beraksi bahkan sebuah drone tampak melayang membidik sana sini.
Romo Hadi mengingatkan, karena yang dibangun ini adalah Rumah Tuhan, maka desain interior harus diperhatikan agar mendukung suasana sebagai rumah doa, tempat semua orang dapat memperoleh kesegaran rohani.
Fidensius Gunawan (Kontributor/Tangerang, Banten)