HIDUPKATOLIK.COM – Ustadz Ahmad Darmawan, “Kami tampil di gereja seperti ini, jadi sejarah buat hidup saya dan teman-teman.”
“Adik-adik, identitas kita berbeda, ada yang Islam, ada yang Katolik, tapi kita sama-sama Indonesia. Kita bisa nyanyi bersama. Ini simbol kerukunan!” ujar M.L Supama, pelatih mereka, sebelum latihan gabungan para santri Ponpes Al Azis, Panti Asuhan Fioretti, Holly Angel, dan Guardian Holly Angel dimulai. “Yuk, saling kenalan!”
Mereka yang semula malu-malu pun saling memperkenalkan diri. Aroma malu pun segera berubah menjadi ceria.
Mereka akan mengisi Misa Natal Anak (25/12/2023), yang kembali unik, di tengah taburan keunikan lain Perayaan Natal di Gereja Santo Servatius, Paroki Kampung Sawah, Bekasi, Jawa Barat.
Keberagaman yang Ceria
“Nama saya Seno, dari Al Azis!” ujar salah satu santri sambil senyum ceria, yang disambut oleh perkenalan teman-teman sepaduan suara lainnya. Senyum, tawa, dan kehangatan anak-anak mewarnai awal latihan. Bumbu yang menyegarkan untuk mulai berlatih lagu Selamat Hari Natal bersama kelompok hadrah yang siap menepuk ritmis rebana mereka.
Latihan paduan suara gabungan para santri Al Azis dan anak-anak 3 panti asuhan katolik bersama M.I Supama.
“Pak!” seru Ustadz Ahmad Darmawan, pimpinan kelompok hadrah. “Gimana kalau anak-anak juga menyanyikan lagu Ya’lal Wathon, seperti yang dilakukan santri Al Azis tahun lalu di gereja ini!”
Supama langsung menyetujui. Di benaknya, ada rasa syukur, karena selain pendidikan tentang kerukunan, anak-anak akan diajak untuk menyanyikan lagu karya K.H Wahab Hasbullah yang mengobarkan semangat cinta tanah air tersebut.
“Pusaka wahai tanah airku. Cintaku dalam imanku…” petikan lagu Ya’lal Wathon tersebut mengalun dalam hentak kobaran semangat, dan tepukan rebana bertalu, mengikuti lirik yang berbahasa Arab.
Mewarisi Warisan
“Ide awalnya adalah saat saya melihat Paskah Anak tahun 2021!” tutur Christi Mahendra, Ketua Panitia Natal 2022. “Waktu itu para santri Al Azis menyanyikan lagu Ya’lal Wathon di Perayaan Paskah anak. Lalu kami panitia terpikir untuk menggabungkan dengan 3 panti asuhan Katolik di sekitar Kampung Sawah. Ini kan bisa jadi simbol kerukunan. Kita harus mewariskan semangat kerukunan yang sudah diwarisi oleh para leluhur Kampung Sawah!”
Anak-anak pun berlatih dengan ceria dan hangat. Para santri cilik Al Azis yang sudah terbiasa dididik keIndonesiaannya oleh Kiai Muqorobbin Al Azis, lewat pelbagai pengalaman dihadirkan dalam dialog-dialog lintas agama, tampak tak canggung berkegiatan bersama teman-temannya yang berbeda.
“Kalau sudah ‘hidup’, saya pasti hadir saat Misa Natal Anak itu!” cetus Kiai Muqorobbin saat penulis menyapanya. “Hidup” maksudnya sudah bangun tidur, karena sang Kiai biasa mengajar dan berdialog sampai jauh malam.
Hiasan natal di seputar halaman gereja yang semua terbuat dari bahan dan barang bekas pakai, di antaranya botol air mineral
Anak-Anak Ngeriung
Minggu, 25 Desember 2022, menjelang pukul 09.00 WIB. Tiga lonceng di lantai 6 Menara Gereja Santo Servatius, baru saja berdentang menyambut misa. Halaman gereja, yang berhias ornamen-ornamen Natal dari bahan dan barang bekas pakai tampak semarak dan megah. Anak-anak mulai berdatangan, sebagian besar bersama keluarga mereka.
Misa Natal Anak-Anak pun dimulai. Anak-anak boleh menempati panti umat bagian depan. Mereka senang sekali.
Romo J.Wartaja, SJ mengawali homilinya dengan menjumpai anak-anak di panti umat seraya mengajak bernyanyi.
Saat homili tiba, Romo Johanes Wartaja, SJ langsung turun dari panti imam menuju anak-anak. Kepala Paroki Kampung Sawah tersebut langsung mengajak anak-anak bernyanyi lagu Dalam Yesus Kita Bersaudara, namun liriknya diubah. “Di Bethlehem…ada bayi Yesus, lalu “Dalam Yesus ada sukacita…Dalam Yesus ada pengharapan…”
Ajakan menyanyi tersebut membuat suasana menjadi segar penuh tawa bahagia. Suasana segar tersebut semakin ramai saat Romo mengajak anak-anak ke depan altar,”Siapa yang mau jadi gembalaaa!”
Anak-anak pun berhamburan ke depan.
“Siapa yang mau jadi bayi Yesus!” ajak Romo lagi.
Anak-anak keluar dari bangku untuk berlari menuju depan altar. Dari arah pintu utara gereja masuklah seorang suster dari panti asuhan yang membawa bayi!
“Ini bayi Yesusnya!” ujar Romo sambil tersenyum.
Bayi dari panti asuhan dibawa ke depan altar untuk memerankan bayi Yesus
Anak-anak pun ngeriung di sekitar Romo Wartaja, di depan altar. Romo pun mengajak anak-anak yang ‘memilih menjadi gembala’ untuk ikut mewartakan suka cita. Rajutan kerukunan dan keindonesiaan juga muncul di homili tersebut Romo Wartaja tersebut merajut “Betlehem, Bayi Yesus, dan Gembala”. “Setiap kelahiran membawa harapan!” tuturnya. “Terjadi di Betlehem. Lahirlah bayi Yesus. Ada harapan baru. Ada persaudaraan dan persahabatan para gembala!”
Anak-anak diajak ngeriung di depan altar.
Seusai Misa, hingar bingar semakin terasa di dalam gereja. Orang tua diminta lagi untuk duduk di luar gereja, agar suasana “pesta Natal anak” semakin terasa.
Salah satu di antara mereka, Clara, siswi kelas 1 SD Strada Kampung Sawah tampak asyik bercanda dengan temannya.
“Hai!” sapa penulis. “Kamu tadi ikut maju ke depan altar ya? Milih jadi apa?”
“Iya, aku ke depan. Aku jadi gembala!”
“Senang ya!”
“Iyaa…”
“Ingat pesan Romo?”
“Iyaa dong. Kalau jadi gembala, harus seperti mereka, mau mewartakan sukacita ke teman-teman lain!”
“Wih, Clara pintar!”
“Aku jadi gembala!” seru Clara, murid kelas 1 SD Strada Kampung Sawah.
Acara yang ditunggu-tunggu pun tiba. Pertama yang muncul adalah para santri cilik Pondok Pesantren Al Azis. Dengan semangat berkobar, sambil mengacungkan tangan yang mengepal mereka melantunkan lagu Ya’lal Wathon. “Ya Lal Wathon Ya Lal Wathon Ya Lal Wathon Hubbul Wathon minal Iman. Wala Takun minal Hirman. Inhadlu Alal Wathon….”
Lantunan lagu yang mengobarkan semangat patriotisme dan cinta tanah air itu diiringi oleh hentakan rebana kelompok hadrah.
Di bagian refrain yang berbahasa Indonesia, tampak bibir beberapa anak mulai komat-kamit menirukan liriknya,”Indonesia negeriku. Engkau panji martabatku. Siapa datang mengancammu. Kan binasa di bawah durimu….”
“Pusaka wahai tanah airku…!” lantun para santri Ponpes Al Azis seusai Misa anak.
Acara yang unik di mata anak-anak tersebut, meski para santri pernah tampil di tempat yang sama di Paskah Anak 2021, membuat mereka berebut mendekat. Demikian pula para orang tua yang ingin melihat dan memotret para santri cilik yang tampil di depan altar.
Selanjutnya, anak-anak panti asuhan Fioretti, Holly Angel, dan Guardian Holly Angel pun dipanggil untuk membentuk paduan suara gabungan, menyanyikan lagu Selamat hari Natal. Natal 2022 buat anak-anak Paroki Kampung Sawah, menjadi Natal yang menggugah hati untuk hidup rukun dengan sesama, dan menggerakkan mereka untuk mewartakan sukacita.
Paduan suara gabungan bersama Romo J.Wartaja SJ
Saat penulis menuju pintu pagar gereja, rombongan kelompok hadrah mendekati, dan menyalami. “Pak!” cetus Ustadz Ahmad Darmawan. “Kami tampil di gereja seperti ini, jadi sejarah buat hidup saya dan teman-teman,” imbuhnya.
Aloisius Eko (Kontributor, Bekasi)
HIDUP, Edisi No.2, Tahun ke-77, Minggu, 8 Januari 2023