HIDUPKATOLIK.COM – Hari Biasa Pekan II: Ibr. 7:1-3, 15-17; Mrk. 3:1-6. Mzm : 110:1,2,3,4.
SEKALI lagi penginjil melukiskan kepada kita kontraversi tentang hari Sabat. Saat orang banyak berkumpul di Sinagoga untuk beribadat, ada seorang lelaki yang sebelah tangannya lumpuh.Kecacatannya membuat dia tidak dapat bekerja demi menghidupi dirinya sendiri atau keluarganya juga tak pantas masuk ke Bait Allah. Mereka yang hadir tidak menyangka bahwa akan ada sesuatu yang terjadi. Yesus memprovokas ketegangan dengan menyembuhkan pria lumpuh tersebut. Orang-orang Farisi yang hadir mulai tegang, marah dan menuduh Yesus melanggar hari Sabat. Sekalipun demikian, penulis Ibrani melukiskan Yesus sebagai Imam yang jauh lebih unggul dari Harun.Dalam keimamatannya yang tak lekang oleh waktu, Melkisedek menyerupai Putera Allah, namun penggenapan imamat dalam diri Yesus lebih mulia dari gambaran Melkisedek.
Yesus menantang mereka yang berpikir secara picik, ekslusif dan merendahkan martabat manusia. Ia menantang mereka dengan pertanyaan yang tidak dapat mereka jawab. Yesus marah dan sedih atas kekerasan hati orang-orang Farisi.Yesus merasa seolah tak berdaya untuk menembus hati mereka yang paling dalam untuk peka terhadap citra Allah. Setiap usaha yang Ia lakukan untuk mengungkapkan hati Allah yang welas asih selalu diprotes.
Sr. Grasiana, PRR Doktor Teologi Biblis dari Pontifi cio Univeritas St. Thomas Aquinas Angelicum, Roma