HIDUPKATOLIK.COM – Negara Islam telah mengaku bertanggung jawab atas pengeboman mematikan di sebuah kebaktian gereja Protestan, Minggu (15/1/2023) di Republik Demokratik Kongo.
Setidaknya 10 orang tewas dan lebih dari tiga lusin terluka dalam serangan teroris di sebuah gereja di kota Kasindi, Kongo timur di perbatasan dengan Uganda pada 15 Januari, menurut The Associated Press.
Pejabat pemerintah Kongo mengaitkan serangan itu dengan Pasukan Demokrat Sekutu, sebuah kelompok bersenjata di Kongo timur yang berafiliasi dengan Negara Islam.
“Para penyerang menggunakan IED untuk melakukan serangan itu dan kami menduga ADF berada di belakang serangan itu,” kata Bilal Katamba, juru bicara operasi militer Uganda, kepada AFP.
Negara Islam kemudian mengaku bertanggung jawab atas serangan di akun Telegramnya.
Pengeboman gereja terjadi hanya beberapa minggu sebelum Paus Fransiskus dijadwalkan melakukan perjalanan ke Republik Demokratik Kongo pada akhir bulan ini.
Paus dijadwalkan mengunjungi ibu kota Kongo Kinshasa dari 31 Januari hingga 3 Februari di mana dia akan bertemu dengan para korban kekerasan dari wilayah timur negara itu.
Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Denis Mukwege mengatakan bahwa kunjungan paus pada bulan Januari akan menjelaskan “kejahatan terhadap kemanusiaan” yang terjadi di wilayah timur DRC.
Pasukan Demokrat Sekutu menyerang sebuah rumah sakit misi Katolik di provinsi Kivu Utara di timur laut negara itu pada Oktober lalu dan menewaskan enam pasien dan Suster Katolik Marie-Sylvie Kavuke Vakatsuraki.
Kelompok pemberontak bersenjata lainnya, M23, mengeksekusi 131 orang “sebagai bagian dari kampanye pembunuhan, pemerkosaan, penculikan, dan penjarahan terhadap dua desa,” lapor PBB pada 8 Desember.
Kekerasan di Kongo timur telah menciptakan krisis kemanusiaan yang parah dengan lebih dari 5,5 juta orang mengungsi dari rumah mereka, jumlah pengungsi internal ketiga tertinggi di dunia. **
Courtney Mares (Catholic News Agency)/Frans de Sales, SCJ