web page hit counter
Minggu, 22 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

In Memoriam Romo Alfons Suhardi OFM: Selalu Menenteng Tas Lusuh

5/5 - (3 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – TIDAK hanya kalangan OFM (Ordo Fratrum Minorum) Indonesia yang berdukacita atas meninggalnya Romo Alfonsius Maria Servatius Suhardi, OFM — akrab disapa selama hidupnya, Romo Alfons — hari ini, Rabu, 11/1/2023 di RS Elisabeth Semarang, Jawa Tengah. Gereja Indonesia juga kehilangan akan seorang imam yang selama hidupnya menumbuhkembangkan semangat dialog antarumat beragama di Indonesia.

Romo Alfonsius Maria Servatius Suhardi, OFM (kiri) dikenalkan kepada Paus Yohanes Paulus II ketika berkunjung ke Indonesia tahun 1989.

Kelahiran Muntilan, Jawa Tengah, tahun 1939 ini pernah bekerja di lingkungan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) sebagai Kepala Dokumentasi dan Penerangan (Dokpen) dan Sekretaris Komisi Hubungan Antargama dan Kepercayaan KWI.

Ia juga tenaga pengajar mata kuliah Sejarah Gereja Katolik Indonesia, Islamoglogi, Misiologi, Ekumenisme di STF Driyarkara Jakarta. Di akhir hidupnya, lulusan Universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir itu melayani umat di Paroki Santo Paulus Depok, Jawa Barat.

Baca Juga:  Sinergi Gereja dan Negara: Menghidupkan Iman, Humanisme, dan Kepedulian Ekologis

Salah seorang yang merasa sangat kehilangan adalah Mathias Henrickus Dwiatmoko, almuni STF Driyarkara. Ia mengaku sangat terkesan dengan kesederharnaan almarhum.

Mathias Henrickus Dwiatmoko mengenang, bahwa almarhum selalu menenteng tas lusuh saat ke kampus STF Driyarkara di kawasan Cempata Putih, Rawasari, Jakarta Pusat.

Romo Alfonsius Maria Servatius Suhardi, OFM (kiri) bersama seorang tokoh agama (tengah) di Depok.

“Beliau cukup jalan kaki, karena tinggalnya di kompleks perumahan Cempaka Putih Indah yang jaraknya hanya sepelemparan batu dari kampus. Di rumah itu beliau menjadi pater unit para frater Fransiskan yang tengah belajar di STF,” tulis Mathias Henrickus Dwiatmoko di grup para alumni STF Driyarkara.

“Kalau mau belajar tentang Islam, tidak bisa lain ya harus menguasai bahasa Arab….,” begitu katanya suatu hari dalam sesi kuliahnya, Mathias Henrickus Dwiatmoko menirukan ucapan Romo Alfons.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

“Yang paling berkesan bagiku tentang beliau adalah cara mengajarnya. Bahasanya tidak technically, tapi sederhana sehingga mudah dicerna. Sesederhana gaya hidupnya,” kata Mathias Henrickus Dwiatmoko.

(fhs)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles