web page hit counter
Senin, 23 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Uskup Palangka Raya, Mgr. A.M. Sutrisnaatmaka, MSF: Misi Gereja melalui Sekami Bisa Menjadi “Investasi” Masa Depan Gereja

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – Renungan Minggu, 08 januari 2023 Hari Raya Penampakan Tuhan dan Hari Anak Misioner Sedunia Yes.60:1-6; Mzm.72:1-2,7-8,10-11,12-13; Ef.3:2-3a,5-6; Mat.2:1-12.

HARI Raya Penampakan Tuhan sekaligus dirayakan sebagai Hari Anak Misioner Sedunia. Dikisahkan perjalanan tentang tiga raja dari Timur (Gaspar, Balthazar, dan Melchior). untuk menemukan bayi Yesus yang baru lahir.

Mereka terpelajar karena menggunakan ilmu, pikiran, dan pengalaman dalam menafsirkan  tanda-tanda bintang di langit. Penampakan bintang itu dimengerti sebagai adanya kehadiran tokoh istimewa yang patut disembah. Dialah Sang Raja yang membawa misi karya keselamatan Allah, Ia hadir dan tinggal di antara kita manusia.

Perjalanan orang majus itu akhirnya membuahkan hasil. Bintang berhenti di tempat Yesus berada bersama Bunda Maria. Tanpa ragu-ragu ketiga orang majus itu bersujud menyembah. Lalu dikeluarkanlah: emas, kemenyan, dan mur sebagai hadiah untuk Sang Raja yang baru lahir itu.

Emas melambangkan berharganya takhta kerajaan oleh patut dipersembahkan untuk Yesus, Raja Semesta Alam.

Kemenyan merupakan bahan yang digunakan dalam ibadat, menegaskan bahwa Yesus sekaligus adalah Sang Imam Agung, untuk menghormati kodrat ilahi-Nya.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Sedangkan mur merupakan bahan yang biasa digunakan untuk membalsem atau mengurapi jenasah orang yang baru meninggal.

Pada intinya Yesus mengungkapkan keagungan martabat rajawi, kesucian imamat surgawi yang dicapai melalui pengorbanan wafat-Nya disalib. Itulah misteri penebusan yang dimulai pada inkarnasi Yesus melalui kelahiran-Nya di palungan, kandang hewan yang sederhana, dan berakhir pada wafat-Nya disalib di Golgota. Tidak mudah menyerap permenungan seperti ini. Namun rupanya itulah yang sudah mulai nampak melalui ancaman pembunuhan oleh Herodes.

Sesudah selesai kunjungan, mereka mau kembali ke negeri mereka. Namun ketika itu Raja Herodes barusan memberi perintah untuk membunuh semua bayi lak-laki yang usianya di bawah dua tahun.

Kehadiran Raja ini menggusarkan hati raja setempat. Herodes merasa terancam kedudukannya, tersaingi kekuasaannya. Namun pada saat pembantaian tersebut, orang tua Yesus telah diperingatkan oleh malaikat untuk mengungsi ke Mesir hingga Herodes mati.

Raja-raja dari timur ini kemudian diperingatkan dalam mimpi oleh malaikat atas rencana jahat Herodes terhadap bayi Yesus dan akhirnya mereka memutuskan untuk pulang melalui jalur yang berbeda.

Baca Juga:  Uskup Pangkalpinang, Mgr. Adrianus Sunarko, OFM: Membawa Salam Damai

Hal ini menyebabkan Herodes bertindak untuk membunuh semua anak kecil di Betlehem sebagai usaha untuk menggagalkan nubuatan mengenai raja yang baru lahir dan menghilangkan saingan yang dianggapnya akan merebut takhtanya.

Namun pada saat pembantaian tersebut, orang tua Yesus telah diperingatkan oleh malaikat untuk mengungsi ke Mesir hingga Herodes mati.  Kehendak Tuhan yang disampaikan lewat mimpi merupakan cara Allah untuk melaksanakan karya penyelamatan-Nya.

Manusia tidak mampu menggagalkan rencana itu, karena Allah mengawal seluruh rencana sampai akhirnya bisa terlaksana dengan sempurna. Dan benar atas bimbingan Roh Allah itu mereka kembali ke negeri mereka melalui jalan lain.

Peristiwa Penampakan Tuhan tidak bisa dilepaskan dari peristiwa pembunuhan terhadap bayi-bayi yang tak berdosa atas perintah Herodes. Mereka menjadi martir, korban untuk pengganti Yesus yang diburu oleh Herodes.

Kehidupan anak-anak yang tak berdosa itulah yang dalam konteks misi menjadi terang bagi kemuliaan Tuhan. Melalui anak-anak tak berdosa yang dibunuh itulah muncul kemuliaan Tuhan memancar ke seluruh dunia.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus
Anak-anak Sekami

Anak-anak yang masih polos, murni, tanpa dosa, sudah mendapat mahkota kemartiran agar karya keselamatan bisa terlaksana oleh Yesus tanpa hambatan apa-apa. Inilah pesan bagi anak-anak Sekolah Minggu (Sekami): mereka dapat dipersiapkan untuk menjadi pewarta, pembela, dan saksi Yesus Sang Juruselamat itu.

Pembinaan anak-anak dalam bidang hidup beriman sejak dini merupakan usaha yang sangat strategis untuk mempersiapkan Gereja masa depan yang kuat, bersemangat, dan penuh harapan untuk berkembang.

Misi Gereja melalui Sekami bisa menjadi “investasi” masa depan Gereja yang sangat relevan di era milenial ini. Mereka nantinya akan menjadi terang untuk kemuliaan Tuhan di masa mendatang, apabila mendapat perhatian orang tua dan seluruh Gereja.

      “Inilah pesan bagi anak-anak Sekolah Minggu (Sekami): mereka dapat dipersiapkan untuk menjadi pewarta, pembela, dan saksi Yesus Sang Juruselamat itu.”

HIDUP, Edisi No.2, Tahun ke-77, Minggu, 8 Januari 2023

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles