HIDUPKATOLIK.COM – Pada Misa kepausan pertama tahun 2023, ribuan umat Katolik berkumpul di Basilika Santo Petrus berdoa untuk mendiang Paus Emeritus Benediktus XVI, yang meninggal pada Malam Tahun Baru pada usia 95 tahun.
Dalam doa umat pada 1 Januari, jemaat berdoa, “Ingatlah Tuhan, mendiang Paus Emeritus Benediktus. Semoga Gembala Utama, yang selalu hidup untuk menjadi perantara bagi kami, menyambutnya dengan baik ke dalam kerajaan terang dan damai.”
Pada Hari Tahun Baru, Paus Fransiskus mempercayakan jiwa mendiang Benediktus XVI kepada Santa Perawan Maria.
“Hari ini kita mempercayakan kepada Bunda Maria tercinta Paus Emeritus Benediktus XVI agar ia dapat menemaninya dalam perjalanannya dari dunia ini menuju Tuhan,” kata Fransiskus.
Gereja Katolik memulai setiap tahun baru dengan Hari Raya Maria, Bunda Allah yang Kudus, sebuah gelar yang dikukuhkan pada Konsili Efesus Pertama pada tahun 431.
Paus Fransiskus, yang berusia 86 bulan lalu, tiba di Basilika Santo Petrus dengan kursi roda. Dia duduk di kursi putih di depan umat untuk Misa.
Dalam homilinya untuk kekhidmatan Maria, Paus Fransiskus mendorong semua orang untuk melihat tahun baru sebagai kesempatan untuk berbuat baik dengan berbagi kasih Tuhan dengan “orang-orang di sebelah, orang-orang yang tinggal di gedung yang sama, orang-orang yang kita jumpai setiap hari.”
“Pada awal tahun ini, di antara semua hal lain yang ingin kita lakukan dan alami, mari kita luangkan waktu untuk melihat, membuka mata kita dan menjaganya tetap terbuka di hadapan apa yang benar-benar penting: Tuhan dan saudara-saudara kita,” tandasnya.
Paus mendesak umat Katolik untuk meniru para gembala di Betlehem dengan “berangkat dengan tergesa-gesa” untuk melayani orang lain.
“Hari ini, di awal tahun, daripada berdiam diri, berpikir dan berharap bahwa keadaan akan berubah, kita sebaiknya bertanya pada diri sendiri: ‘Tahun ini, ke mana saya ingin pergi? Siapa yang bisa saya bantu? Begitu banyak orang, dalam Gereja dan masyarakat, menunggu kebaikan Anda dan Anda sendiri bisa lakukan, mereka menunggu bantuan Anda,” kata Fransiskus.
“Hari ini, di tengah kelesuan yang menumpulkan indra kita, ketidakpedulian yang melumpuhkan hati kita, dan godaan untuk membuang waktu terpaku pada keyboard di depan layar komputer, para gembala memanggil kita untuk berangkat dan terlibat dalam dunia kita, untuk mengotori tangan kita dan untuk melakukan sesuatu yang baik.”
Seperti para gembala, umat Kristiani juga harus memprioritaskan waktu di tahun baru untuk merenungkan “Anak Kristus yang beristirahat di pelukan ibunya,” tambah paus.
Dia bertanya, “Berapa kali, dalam kehidupan kita yang sibuk, kita gagal untuk berhenti, bahkan untuk sesaat, untuk dekat dengan Tuhan dan mendengar firman-Nya, berdoa, memuja dan memuji Dia?”
Pada 1 Januari, Gereja Katolik juga merayakan Hari Perdamaian Sedunia, sebuah tradisi yang ditetapkan oleh Paus Paulus VI dan dikukuhkan oleh Paus Yohanes Paulus II.
Dalam Misa, Paus Fransiskus menitipkan korban perang kepada Santa Perawan Maria. Dia berdoa untuk semua orang yang “melewati liburan ini dalam kegelapan dan kedinginan, dalam kemiskinan dan ketakutan, tenggelam dalam kekerasan dan ketidakpedulian.”
“Untuk semua orang yang tidak memiliki kedamaian, marilah kita memohon Maria, wanita yang melahirkan Pangeran Damai ke dunia,” katanya.
Courtney Mares/Frans Sales, SCJ