web page hit counter
Senin, 23 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Ketua PUKAT KAJ Aloysius Setyo Handoyo: Harus Jadi Berkat Buat yang Lain. Bukan Hanya Dana, juga Kesempatan

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – SEJAK 2016 Aloysius Setyo Handoyo mulai menunjukkan ketertarikannya kepada PUKAT KAJ. Mulanya, ia ikut sebagai anggota yang pasif saja. Namun, memasuki tahun 2017 ia mulai terlibat dalam kepanitian dan menyelam lebih dalam ke dalam organ PUKAT KAJ. Sebagai umat Katolik ia ingin sungguh belajar untuk menjalankan usaha sesuai dengan nilai kekatolikan dan diterapkan secara konkret. Kini, ia dipercaya untuk menjadi Ketua PUKAT KAJ Periode 2021-2023. HIDUP pun berkesempatan untuk berbincang dengan umat Paroki St. Matius Bintaro kelahiran Kudus, Jawa Tengah, 1 Agustus 1960 ini via zoom pada Kamis, 17/11/22. Berikut petikannya:

 Ada berapa anggota PUKAT KAJ kini?

Anggota PUKAT KAJ yang aktif sekitar 140an orang dan mungkin sekarang sudah bertambah. Ketika kami ada kegiatan yang melibatkan banyak orang seperti RUN4U atau PUKAT Christmas Concert, terlihat simpatisan PUKAT itu juga banyak. Ini tergantung dengan ketertarikan atau talenta mereka masing-masing.

Apa kekhasan PUKAT KAJ?

Kekhasan kami tertera di dalam visi misi PUKAT KAJ. Kami adalah komunitas profesional dan usahawan Katolik yang melayani sesuai talentanya untuk membina dan mengaktualisasikan spiritualitasnya demi terwujudnya Kerajaan Allah sesuai dengan Ajaran Sosial Gereja (ASG) dan Arah Dasar Pastoral di KAJ. Kami selalu terhubung erat dengan ASG dan Ardas KAJ dan inilah yang menjadi kekhasan kami.

Bagaimana proses penamanan nilai ASG dan ARDAS KAJ berlangsung?

Ini dilakukan melalui kegiatan kami. Dimulai yang paling rutin adalah setiap Jumat Pertama (JumPer), kami mengadakan Misa dan Adorasi kemudian diikuti talkshow. Talkshow ini membicarakan berbagai keresahan sosial, ekonomi, politik, budaya yang menjadi kepedulian ASG dan Ardas KAJ. Khusus tahun 2022, tidak hanya setiap JumPer diadakan talkshow tetapi setiap minggu ketiga di hari Jumat untuk webinar.

ARDAS KAJ tahun 2022 menitikberatkan kepada penghargaan terhadap martabat manusia dari berbagai sisi, maka dalam talkshow pun kita menggali hal ini. Sebagai contoh, ada talkshow dengan tema penghargaan maratabat manusia dalam sosial media. Apakah dalam beriteraksi di medsos kita sudah menghargai martabat manusia? Selain itu, di program RUN4U tahun ini kita memberi perhatian kepada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Sebelumnya untuk membantu skeolah-sekolah luar biasa yang kesulitan menjalankan operasionalnya. Jadi kita memang secara spesifik menanamkan nilai ASG dan ARDAS KAJ.

Baca Juga:  Uskup Pangkalpinang, Mgr. Adrianus Sunarko, OFM: Membawa Salam Damai

 Gebrakan apa yang ingin dibuat di periode ini?

Jadi yang sekarang coba kami lakukan adalah membantu menyejahterahkan masyarakat luas dengan pemberdayaan dan kami memilih beberapa daerah yang memang sangat ketinggalan. Misalkan di NTT, kami mencoba menginisiasi kegiatan untuk memberdayakan masyarakat di NTT lewat beberapa kerja sama dengan PUKAT yang lain. Ini gerakan yang baru dimulai untuk mendorong tidak hanya untuk KAJ tetapi bagaimana umat di keuskupan lain bisa ikut lebih sejahtera. Untuk itu, kami bekerja sama dengan berbagai pihak bukan hanya kalangan Katolik saja, misalkan Yayasan Dharma Bhakti Astra atau mencoba membantu gerakan di NTT lewat salah satu LSM atau koperasi di sana.

Yang menarik, PUKAT Nasional mulai menginisiasi terbentuknya PUKAT di keuskupan di wilayah Indonesia Timur dan k membantu supaya ada kerja sama dan ada jaringan karena jika kami bicara mengenai usaha dan profesional, salah satu yang terpenting adalah bagaimana kami berjejaring. Kami berharap dengan adanya gerakan dari PUKAT Nasional segera terbentuk PUKAT di Indonesia Timur. Intinya, kami harus jadi berkat buat yang lain!.

Kegelisahan para profesional dan usahawan Katolik apa yang ditangkap PUKAT KAJ?

Memang ada beberapa hal yang cukup menjadi perhatian kami dan kami merasa perlu agar bersama-sama membicarakan dan bagaimana bisa menjalankan ASG dalam kegiatan sehari-hari secara ril. Ada kecenderungan bahwa orang berbisnis atau berprofesi itu cenderung terlalu berat mencari keuntungan atau kinerja pribadi sehingga melupakan hal lain seperti kesejahteraan bersama.

Nah, dengan kondisi masyarakat yang makin hari makin materialistis dan cenderung menghalakan segala cara ini, maka tugas kami bersama sebagai profesional dan usahawan Katolik itu menjadi lebih rumit karena persoalannya kompleks sekali. Inilah yang menjadi kegelisahan kita bersama.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Di sisi lain, profesional dan usahawan muda makin hari makin susah bergerak di luar namanya kantor atau pekerjaan. Waktu mereka betul-betul habis sehingga waktu untuk keluarga ataupun memperkuat spiritual menjadi sedikit atau bahkan prioritasnya tergeser kebelakang. Dengan tuntutan hidup yang kian tinggi, bagaimana kita bisa membantu para profesional dan usahawan muda ini untuk tetap setia dengan nilai-nilai katolisitas.

Kemudian, sesuai dengan visi misi, kami senatiasa memperjuangkan agar bisa memberdayakan orang-orang yang kurang beruntung untuk dibantu dan diangkat derajatnya melalui program kemanusiaan. Inilah tiga kegelisahan kami.

Bagaimana peran PUKAT KAJ memberi peneguhan agar tetap memilih jalan yang benar?

Terkadang kami memang diperhadapkan dengan pilihan-pilihan sulit tetapi kami tidak bisa memberikan perintah atau membatasi komunitas untuk harus begini begitu tapi kami selalu berusaha untuk membangun kesadaran hati nurani akan nilai-nilai Katolik agar selalu ditumbuhkan.

Ada dua pilihan sebenarnya yang dihadapkan yakni pilihan sulit dan pilihan yang menggoda. Mengapa? Karena selalu ada godaan untuk mendapatkan keuntungan lebih besar atau mendapatkan ketenaran. Ketika itu terjadi, bagaimana kami bisa berdiskresi untuk mengambil jalan yang sesuai dengan ASG. Maka, disinilah pentingnya peran komunitas.

Jika kita tinggal di dalam satu komunitas yang sejalan dengan nilai-nilai yang kita anut, kita tidak berjalan sendirian karena jika sendirian untuk tersesat atau tergoda dalam pengambilan keputusan yang belum tentu sesuai dengan ASG dan nilai Katolik akan lebih besar. Tetapi, jika hidup dalam komunitas yang memperjuangkan nilai yang sama, kita pasti akan terjaga. Ketika ada komunitas kita bisa berdiskusi atau berkonsultasi dengan Romo Moderator.

Jadi di PUKAT KAJ, peran romo moderator besar sekali karena profesional dan usahawan memang berada di posisi yang cukup rawan untuk tergoda mendapatkan keuntungan atau ketenaran yang bisa saja tidak sesuai dengan ASG. Dengan PUKAT, kami bisa saling mencocokan jam apakah kami berjalan terlalu lambat atau cepat karena kami mempercayai nilai-nilai yang sama dan ingin taat serta berkomitmen melaksanakannya.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Ada dua organ PUKAT KAJ berbadan hukum yayasan, mengapa?

Ya, ada Yayasan Sahabat Seminari (YASS) dan Yayasan Umat Peduli Pendidikan (YUPP). Bentuk ini dipilih karena kami harus punya badan hukum karena jika tidak akan susah untuk mempertahankan. Punya badan hukum juga agar pertanggung jawabannya jelas. Zaman sekarang kami harus jelas berbadan hukum supaya jelas laporan dan tranparansinya.

Anda juga dipercaya sebagai Ketua YASS yang bermitra dengan KOMSEM KWI, adakah masukan yang diberikan?

Kami sering memberikan masukan agar seminari-seminari itu lebih berani menjangkau alumninya. Mengapa? Karena bagaimanapun alumni seminari itu kan banyak sekali. Sebagian besar sudah menjadi orang yang hebat. Tak bisa dipungkiri, ini juga karena mereka bersekolah di sekolah bermutu. Untuk itu, jika bisa digerakan akan sangat baik dan akan banyak membantu. Menggerakan alumni seminari itu sebenarnya yang masih perlu digalakan.

Pesan untuk PUKATers muda?

PUKATers muda jangan sungkan untuk bergabung dan bertemu senior. Dengan berjejaring kami bisa saling memperkuat dan memperluasa wawasan. Dengan berkomunitas ada banyak kesempatan untuk bertumbuh baik secara spiritual maupun sosial. Di sini kami bisa saling belajar, yang tua belajar dari yang muda, yang muda belajar dari yang tua. Kami bertumbuh bersama.

Di PUKAT juga kami lebih fokus bagaimana caranya berbagi karena kami “Sepakat menjadi Berkat” agar yang lain memperoleh berkat. Talenta yang kita punya mari kita berikan dan kembangkan agar menjadi berkat untuk sesama. Semua kegiatan kami lebih banyak untuk berbagi. Bukan hanya dana tapi juga kesempatan.

Felicia Permata Hanggu

HIDUP, Edisi 49, Tahun ke-76, Minggu, 4 Desember 2022

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles