HIDUPKATOLIK.COM – Pw. St. Lusia, PrwMrt. Zef 3:1-2.9-13; Mzm 34:2-3.6-7.17-18.19.23; Mat 21:28-32
YESUS meneruskan percakapan dengan para pemimpin agama yang berusaha menjebak diri-Nya. Secara langsung Ia memberikan perumpaman tentang dua orang anak yang menerima arahan dari ayah mereka. Dapat dikatakan ini menggambarkan relasi antara Allah dengan orang-orang Yahudi. Yang satu memegang hukum Taurat tetapi tidak menaatinya, sedangkan yang lain orang berdosa yang mulanya menolak panggilan Allah, namun kemudian bertobat.
Peraturan dan hukum seringkali tidak mudah dilaksanakan karena keterbatasan dan kelemahan kita. Begitu pula dengan hukum kasih yang seringkali melampaui kekuatan kita. Dari diri sendiri kita seringkali tidak mampu untuk mengampuni dan mengasihi dengan sungguh, untuk melayani dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan lainnya. Oleh karena itu, kita selalu memerlukan rahmat dan kekuatan dari Allah sendiri, yaitu Roh Kudus. Dia memampukan anak-anak-Nya untuk mengampuni serta untuk bekerja di kebun anggur-Nya, dalam pelayanan kasih kepada Tuhan dan sesama.
Ketaatan dalam kasih kepada Allah merupakan kebajikan dasar yang kita butuhkan dalam perjalanan mengikuti-Nya. Untuk itu kita perlu mengosongkan diri dari keegoan diri kita, dan datang kepada Tuhan. Ia memberikan daya kemampuan untuk melakukan kehendak-Nya. Karena itu sesungguhnya segala sesuatu yang dapat kita lakukan dan kita peroleh adalah berasal dari Dia, dan apa yang kita lakukan merupakan ungkapan syukur atas kebaikan dan kasih Allah. Mari kita menaati Tuhan dalam kasih dan berbalik kepada-Nya dengan segenap hati.
Sr. M. Eusebia, P.Karm Dosen STIKAS St. Yohanes Salib Bandol, Kalimantan Barat