HIDUPKATOLIK.COM – Pw.B. Dionisius dan Redemptus: Yes.26:1-6; Mzm.118:1,8-9,19-21, 25-27a;Mat.7:21,24-27
HARI ini kita membaca bagian akhir dari Kotbah di Bukit (Mat. 7:21-27). Di dalam kesimpulan Matius dikisahkan bahwa tidak gampang bahkan tidak otomatis untuk masuk ke dalam kehidupan yang dibawa oleh Yesus. Apa yang bernilai dan dibawa pada saat akhir nanti adalah bagaimana kita menerima Sabda Allah dan membiarkannya mengubah kehidupan kita.
Yesus menggunakan gambaran ‘seorang yang mendirikan rumah’, untuk melukiskan dua cara mendengarkan pengajaran-Nya dan konsekuensi dari masing-masing cara tersebut. Seorang yang mendengarkan lalu melaksanakannya, dilukiskan sebagai seorang bijak yang membangun rumah di atas dasar yang kuat. Menghidupi pesan ini berarti, kita berjuang dengan iman untuk menentang segala kejahatan yang ada dalam diri sendiri mau pun yang terjadi di dalam masyarakat, seperti tindakan pendiskriminasian terhadap kaum lemah, korupsi, dll. Rumah tanpa dasar diibaratkan dengan murid Yesus yang tidak memiliki kekuatan iman sehingga mudah roboh.
Hal yang sama akan terjadi di dalam komunitas kita. Jika kita tidak terlibat aktif dalam tugas-tugas pelayanan di dalam masyarakat dan hanya mementingkan ibadah dan puji-pujian, sesungguhnya kita membangun di atas dasar yang rapuh.
Sr. Grasiana, PRR Doktor Teologi Biblis dari Pontifi cio Univeritas St. Thomas Aquinas Angelicum, Roma