HIDUPKATOLIK.COM – Pw S. Elisabet dr Hungaria, Why.5:1-10;Mzm.149:1-2, 3-4, 5-6a, 9b; Luk.19:41-44
INJIL hari ini mengkisahkan Yesus yang merasa pilu ketika Ia melayangkan pandangan ke kota Yerusalem. “Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu” (Luk. 19:42). Yesus prihatin akan nasib Yerusalem, kota suci itu, tempat Bait Allah berdiri. Yerusalem yang berarti ‘Shalom – damai’ ternyata tidak tahu apa yang bisa membuat penghuninya damai.
Sungguh kontradiksi, Yerusalem kota damai justru menjadi tempat para nabi dan utusan Allah ditolak bahkan menemui ajal. Kedegilan hati membuat penduduk kota suci itu tidak mau mengenal dan mengalami kehadiran Sang Utusan Allah yang sedang berada di tengah-tengah mereka.
Sejatinya saat itu adalah saat berahmat, sukacita, kedamaian dan keselamatan bagi
mereka bahkan bagi bangsa-bangsa lain. Benar saat berahmat terlewatkan begitu saja. Kesempatan Yesus menyatakan kuasa dan kemuliaan-Nya tidak punya tempat di hati penghuni kota itu. Ketidakpercayaan mereka pada Yesus membawa mereka pada kehancuran. Benarlah ungkapan ini, Mengenal Kristus maka mengalami damai. Sebaliknya tanpa Kristus kita tidak mengalami sukacita. Mari membuka hati kepada Yesus Kristus yang adalah utusan Allah.
Pastor Octavianus Situngkir, OFMCap Komisi Kateketik Keuskupan Agung Medan (KAM)