web page hit counter
Senin, 18 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Uskup Agats-Asmat, Mgr. Aloysius Murwito, OFM: Berdoalah dengan Tidak Jemu-jemu

5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – Minggu, 16 Oktober Minggu Biasa XXIX, Kel.17: 8-13, Mzm.121:1-2,3-4,5-6,7-8. 2 Tim.3:14-4:2, Luk 18: 1-8

KITA kadang mengeluh bahwa sepertinya Tuhan tidak mengindahkan doa-doa kita. Setelah beberapa waktu kita berdoa dan merasa doa kita belum terkabulkan, kita mulai menghitung-hitung, berapa kali sudah, kita menyampaikan permohonan kepada-Nya, namun sepertinya Tuhan tidak mempedulikan. Dalam hati kita menjadi kecewa kepada Tuhan. Ini menurunkan kepercayaan kita kepada-Nya. Kita tidak memiliki semangat lagi untuk berdoa, jarang pergi ke gereja, dan lain-lain. Dengan kata lain kita kurang percaya lagi akan daya kasih dan kuasa-Nya.

Dalam keadaan demikian Tuhan mengajak kita supaya kita tidak jemu-jemunya berdoa. Ia mengajar kita melalui sebuah perumpamaan tentang seorang hakim yang lalim. Kalau seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak memiliki rasa hormat kepada siapa pun, mengabulkan permohonan seorang janda yang miskin dan tidak berdaya, yang terus-menerus tanpa kenal lelah datang dan memohon kepadanya agar supaya dibantu hak- haknya, apalagi Allah. Ia tentu mendengarkan permohonan anak-Nya dan mengabulkan permohonan kita pada waktunya. Karena itu jangan menyerah apabila doa kita tidak segera dikabulkan.

Baca Juga:  PESPARANI II PROVINSI KALIMANTAN UTARA: KEDEPANKAN SPIRIT KATOLIK

Dalam doa, kita mengungkapkan iman kepercayaan kepada Tuhan yang kita yakini sebagai Yang Baik dan kebaikan-Nya melebihi apa yang kita pahami dan kita bayangkan. Kebaikan-Nya itu dinyatakan oleh Tuhan melalui sabda-Nya yang kita dengar atau kita baca. Sabda-Nya adalah kebenaran.

Kita percaya sepenuhnya akan Dia yang bersabda “Mintalah maka akan diberikan kepadaMu; carilah maka kamu akan mendapat; dan ketuklah maka pintu akan dibukakan kepadamu” (Mat.7:7). Sabda itu mendorong kita untuk tidak jemu-jemunya mengetuk terus pintu hati-Nya. Pada waktunya Tuhan akan memberikan apa yang kita minta. Tidak mungkin kalau yang kita minta roti akan diberi batu dan kalau yang kita minta ikan akan diberi ular (Bdk Mat.7:9-10)

Dalam doa, sikap penyerahan diri tanpa syarat kepada Tuhan itu amat diperlukan. Tidak ada doa yang sifatnya memiliki catatan-catatan tambahan. Misalnya “Harus dikabulkan saat itu juga”. “Aku harus lulus ujian karena aku sudah berdoa novena tiga kali Salam Maria, atau Novena St. Antonius dari Padua“. Tidak ada otomatisasi jawaban dari Tuhan dalam setiap doa permohonan.

Baca Juga:  PESPARANI II PROVINSI KALIMANTAN UTARA: KEDEPANKAN SPIRIT KATOLIK

Penyerahan diri tanpa syarat ini sering menjadi hambatan kita dalam berdoa dengan tidak jemu-jemu. Kalau sudah beberapa kali kita mohon sesuatu kita merasa cukup dan sekarang tiba giliran Tuhan untuk menjawabnya. Kita berhenti bila yang kita minta berkali-kali tidak dikabulkan. Tuhan sendiri mempertanyakan kepada kita: Apabila anak manusia turun ke bumi apakah di temukan iman kepercayaan itu.

Apakah yang kita minta dalam doa adalah sesuatu yang selalu baik. Sesuatu yang baik adalah yang sesuai dengan rencana Tuhan sendiri bagi kita. Tuhan adalah Maha Baik, Dia adalah Kebaikan itu sendiri. Sementara kita manusia yang memohon memiliki kerapuhan, sering diri kita masih dikuasai oleh kecenderungan melayani keinginan diri kita sendiri. Tuhan mengajarkan kepada kita untuk hidup dalam semangat kasih, mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap akal budi dan mengasihi sesama seperti diri kita sendiri (Bdk. Mat. 22: 37-40 ). Doa permohonan yang kita sampaikan kepada Tuhan mesti mengalir dari semangat kasih itu dan terarah untuk pelayanan kasih. Maka menjadi sebuah pertanyaan bagi kita sejauh mana doa-doa kita selaras dengan rencana dan kehendak-Nya.

Baca Juga:  PESPARANI II PROVINSI KALIMANTAN UTARA: KEDEPANKAN SPIRIT KATOLIK

Kita tidak berdoa sendirian. Juga dalam doa permohonan kita tidak sendirian menyampaikan permohonan kita kepada Tuhan. Saling membantu dan saling menopang, menguatkan doa-doa kita dan mendatangkan berkat Allah bagi kita melalui sesama kita.

Kita sering meminta bantuan para saudara dan saudari kita agar mereka turut mendoakan kita yang sedang meminta bantuan dan pertolongan dari Tuhan. Doa yang disampaikan bersama menjadi kekuatan dan penghiburan kita yang sedang membutuhkan bantuan dari Tuhan itu.

Marilah kita mohon rahmat Tuhan agar supaya kita berdoa dengan tidak jemu- jemu, dan berdoa dengan semangat penyerahan diri seutuhnya kepada Tuhan.

Dalam doa, sikap penyerahan diri tanpa syarat kepada Tuhan itu amat diperlukan.

HIDUP, Edisi No. 42, Tahun ke-76, Minggu, 16 Oktober 2022

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles