web page hit counter
Senin, 25 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Sakramen dan Sakramentali

5/5 - (3 votes)

HIDUPKATOLIK.COM –  Romo, saya itu sering lihat teman-teman yang pacaran, mereka itu saling memberikan berkat di kening. Sebetulnya siapa yang berhak memberikan berkat? Apakah hanya imam? (Maria Mentari, Yogyakarta)

MENGENAI peberkatan, kita bisa melihat Katekismus Gereja Katolik, khususnya no. 1669 tentang sakramentali. Pemberkatan adalah bentuk paling utama dari sakramentali ini. Kita tahu bahwa Gereja Katolik mengenal pembedaan antara liturgi utama dan liturgi lainnya. Liturgi utama mencakup sakramen- sakramen, yang normalnya dilayani oleh klerus (Uskup, imam dan diakon), sedangkan sakramentali adalah doa mohon rahmat dan berkat di luar perayaan 7 sakramen itu. Banyak contoh misalnya pemberkatan rumah, toko,kendaraan, salib, air suci, dan benda- benda rohani lainnya. Pemberkatan pertunangan, ibu hamil dan anak-anak juga termasuk sakramentali. Dengan sakramentali, karunia-karunia ilahi dianugerahkan kepada umat beriman atau benda tertentu berkat permohonan Gereja (KGK 1667).

Mengenai pelayan dikatakan bahwa sakramentali ini termasuk wewenang imamat umum, artinya setiap orang yang dibaptis dipanggil untuk menjadi berkat dan untuk memberkati. “Karena itu kaum awam dapat melayani pemberkatan-pemberkatan tertentu” Katekismus meneruskan: “semakin pemberkatan itu menyangkut kehidupan Gereja dan sakramental, semakin pelaksanaannya dilaksanakan untuk jabatan tertahbis (Uskup, imam dan diakon) (KGK 1669). Menyangkut kehidupan Gereja misalnya pemberkatan para prodiakon, dewan paroki, lektor atau pemegang jabatan tertentu. Pemberkatan yang mirip sakramental misalnya pemberkatan Gereja, pemberkatan tempat ziarah, piala atau benda-benda rohani yang akan dipakai untuk berdoa.

Baca Juga:  Uskup Agung Palembang: Banyak Intelektual Katolik, Hanya Sedikit yang Mau Berproses

Biasanya ditambahkan dua tipe berkat: yaitu berkat invokatif, dan berkat konstitutif (William Saunders, “What Is a Blessing?” 2003). Berkat invokatif bersifat permohonan: Pelayan memohon agar Tuhan memberikan kebaikan tertentu, rohani atau jasmani, pada orang atau benda, tanpa mengubah kondisi apapun dari orang atau benda yang diberkati. Misalnya berkat atas makanan, dan berkat orang tua pada anak.

Sementara berkat konstitutif mengubah orang atau benda tertentu menjadi khusus. Piala, gedung gereja atas Rosario, salib, atau benda-benda rohani, misalnya, setelah diberkati menjadi benda khusus dan dipakai hanya untuk tujuan rohani dan tak boleh disalahgunakan. Demikian pula bila seorang suster kaul kekal diberkati: berkat itu menjadikan suster seorang yang berbeda. Semakin konstitutif sebuah pemberkatan, biasanya umat membutuhkan seorang imam.

Baca Juga:  Keuskupan Tanjungkarang Memperoleh Tiga Imam Baru: Imam Tanda Kehadiran Allah

Nah, berkat dari pacar seperti dibuat teman-teman Maria bukan hanya romantis, tetapi bisa pula menguatkan relasi secara rohani bila dibuat dengan tulus. Pemberkatan semacam itu tentu boleh dibuat awam, karena bukan berkat eklesial atau sakramental, melainkan berkat invokatif. Sama halnya dengan berkat orangtua kepada anak-anaknya. Ingat, saat pembaptisan orangtua dan walibaptis diminta menandai kening bayi dengan tanda salib. Berkat orangtua ini sebaiknya sering diulang, misalnya saat anak ulang tahun, sakit atau saat mereka hendak merantau atau bekerja. Tanda salib kecil di dahi memberi kekuatan rohani tersendiri bagi mereka.

Biasanya dibedakan juga gesture pelayan dalam memberi berkat. Klerus sesuai jabatan gerejaninya mengulurkan atau menumpangkan tangannya, kemudian memberi tanda salib besar di atas orang atau benda. Itulah tanda berkat resmi gerejani. Awam meskipun bisa mengulurkan tangan sebagai sikap doa, kiranya tidak membuat tanda salib besar sebagaimana dibuat oleh imam.

Baca Juga:  Telentang di Atas Gunung Sampah, Pastor Mutiara Andalas: Kita Tidak Menyalibkan Tuhan di Tempat Sampah

Akhirnya, kita bersyukur karena berkat-berkat semacam ini dianugerahkan kepada semua umat beriman. Bersama berkat yang kita terima melalui sakramen, pemberkatan-pemberkatan yang diberikan oleh awam sekalipun dapat memberi kesaksian penting bahwa rahmat Allah itu selalu mengalir pada Gereja-Nya. Itulah berkat misteri Paskah: sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus.

HIDUP NO.41, 9 Oktober 2022

 

Pastor Gregorius Hertanto, MSC
(Ketua Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara)

 

Silakan kirim pertanyaan Anda ke: 

re**********@hi***.tv











 atau WhatsApp 0812.9295.5952. Kami menjamin kerahasiaan identitas Anda.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles