web page hit counter
Minggu, 22 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Megahnya Basilika Theresia Lisieux, Simbol Keindahan Cinta

5/5 - (3 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – MONSINYUR Lemonnier mengusulkan pendirian basilika di Lisieux untuk menghormati Santa Theresia sesaat setelah kanosisasinya di tahun 1925. Ia meminta seorang arsitek Perancis untuk merancang desain basilika.

Tapi rencana pembangunan tersebut mendapat tentangan dari para klerus yang menganggap bahwa sudah terlalu banyak bangunan keagamaan di Lisieux dan sekitarnya. Sebaliknya, usulan Mgr. Limonnier mendapat dukungan Paus Pius XI yang menganonisasi Theresia dan menganggap Theresia sebagai bintang dari kepausannya. Paus menginginkan adanya sebuah tempat perlindungan di Lisieux.

Akhirnya dipanggillah seorang arsitek dari utara Perancis bernama Louis Marie Cordonnier yang reputasinya sudah dikenal internasional. Pada 21 September 1927 Mgr. Limonnier menyetujui desain rancangan Cordonnier. Pengganti Mgr. Limonnier, yaitu Mgr. Suhard memimpin mulainya pembangunan basilika pada 30 September 1929.

Pembangunan dilakukan secara cepat sesuai instruksi Paus Pius XI kepada Mgr. Suhard pada November 1929 yang mengatakan, “Buatlah yang besar, indah dan selekas mungkin.“ Akhirnya pada 11 Juli 1937 Basilika Theresia Lisieux ini diberkati oleh Kardinal Pacelli, calon Paus Pius XII.

Baca Juga:  Uskup Pangkalpinang, Mgr. Adrianus Sunarko, OFM: Membawa Salam Damai
Para peziarah mengunjungi Basilika Theresia setiap harinya sepanjang tahun. (Foto: Sr. Bene Xavier, MSsR)

Ketika terjadi kerusakan parah di Lisieux akibat Perang Dunia II pada 1944, basilika ini hanya mengalami sedikit kerusakan. Proses pembenahan jendela (kaca patri dan mozaik) desain Pierre Gaudin dilanjutkan hingga 11 Juli 1954. Penahbisan Basilika Theresia Lisieux sebagai tempat kudus dilakukan oleh Mgr. Martin, Uskup Agung Rouen.

Basilika ini dibangun dengan model langit-langit melengkung tanpa kolom, sehingga memudahkan orang yang datang untuk dapat memandang ke seluruh sudut basilika tanpa terhalang. Di bagian langit-langit penuh dengan lukisan mozaik yang indah dan penuh warna. Pada kubah bagian altar terdapat lukisan mozaik Yesus dengan Bunda Maria di sebelah kanan dan Santa Theresia di sebelah kiri serta domba-domba disekitarnya dan terdapat tulisan berbahasa Perancis venez a moi (datanglah padaku). Tidak ketinggalan lukisan mozaik kedua belas rasul yang menghiasi dinding basilika serta foto-foto masa kecil Santa Theresia. Di sisi kanan gereja juga terdapat sebuah altar istimewa dimana terletak relikui Santa Theresia serta di sepanjang sisi basilika terdapat altar-altar penghormatan bagi Santa Theresia persembahan dari berbagai negara, seperti Italia, Brazil, Inggris, Jerman, dll.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus
Bagian dome (kubah) dari basilika dengan diameter 80 meter. (Foto: Sr. Bene Xavier, MSsR)

Terdapat pula Krypta (kapel bawah tanah) yang tidak kalah indah dengan bagian utama basilika. Bangunan krypta yang dipenuhi dengan lima mozaik ini berhasil diselesaikan pada 1958. Kelima mozaik tersebut adalah pembaptisan Marie Françoise Thérèse Martin di gereja Notre-Dame d’Alençon, pada 4 Januari 1873; komuni pertama Theresia di biara Benediktin di Lisieux, pada 8 Mei 1884; penyembuhan ajaib Theresia di Les Buissonnets pada hari raya Pentakosta, 13 Mei 1883; profesi Theresia, 8 September 1890; kematian Theresia pada 30 September 1897. Di dalam krypta ini pula terdapat relikui kedua orang tua Theresia, Beato Louis Martin dan Beata Zelie Martin. Di krypta ini dilakukan misa harian setiap pukul 15.30.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Penulis pun berkesempatan mengikuti Misa di sana. Perayaan Ekaristi dipenuhi peziarah yang berasal dari berbagai negara. Bacaan Pertama selalu ditawarkan pada peziarah untuk membacakannya sesuai bahasa masing-masing.

Basilika ini didedikasikan kepada Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus, 30 September 1929. (Foto: Sr. Bene Xavier, MSsR)

Menara lonceng juga dibuat dengan istimewa karena memiliki 51 lonceng dengan bunyi yang berbeda sesuai masa liturgi. Pada penggerak lonceng seberat 9 ton ini terdapat tulisan “Aku menyerukan pada semua orang untuk bersatu dalam cinta.“  Lonceng ini didesain oleh Paccard, salah satu pembuat lonceng paling terkenal di dunia.

Pengunjung dapat sampai pada puncak basilika dengan menaiki tangga menara yang memiliki 300 anak tangga. Untuk dapat sampai ke atas, pengunjung harus membayar 3 Euro. Dari atas basilika kita dapat menyaksikan keindahan kubah-kubah basilika serta keindahan Lisieux dari atas.

Penulis bersama Pater Pere Bertrand Lestien, Pastor Paroki di Katedral Lisieux. (Foto: Sr. Bene Xavier, MSsR)

Sr. Bene Xavier MSsR dari Lisieux Perancis

HIDUP, Edisi No.40, Tahun ke-76, Minggu, 2 Oktober 2022

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles