HIDUPKATOLIK.COM – PADA hari Sabtu, 1 Oktober 2022, Gereja akan merayakan pesta seorang kudus, yang digelari Doktor Gereja, Theresia Lisieux atau dikenal dengan nama Santa Theresia dari Kanak-Kanak Yesus (The Little Flower of Jesus/La petite Therese). Meninggal dunia pada usia yang sangat muda, 24 tahun, 30 September 1897, banyak mukjizat telah terjadi melalui perantaraannya. Lisieux menjadi salah satu destinasi ziarah rohani ekdua terbesar di Perancis setelah Lourdes. Paus Pius XI membeatifikasinya pada 9 April 1923, dan kanonisasi pada 17 Mei 1925.
Jika kita melihat ke belakang, kehidupan membiara Theresia tergolong sangat pendek. Masuk biara Ordo Karmel pada usia yang sangat belia, 15 tahun. Hanya sembilan tahun ia menjalani regula Biara yang begitu ketat karena penyakit tuberculosis yang menggerogoti raganya sebelum akhirnya Allah yang memanggilnya ke Surga.
Kehidupan di Biara, mulai dari bangun pagi hingga istirahat malam, dijalani Theresia dengan sepenuh hati. Total! Termasuk soal makan yang hanya sekali sehari selama tujuh bulan dalam setahun. Namun, putri dari pasangan Marie-Azelie-Guerin (Zelie) dan Louis Martin ini mengikutinya dengan penuh kesabaran, ketaatan dan kerendahan hati. Pekerjaan-pekerjaan sederhana dalam Biara dilakukan dan dihayatinya demi Kristus yang telah memesona hatinya sejak ia masih kanak-kanak. Perlu diketahui, bahwasanya pasangan Zelie-Louis dikanonisasi oleh Paus Fransiskus pada tahun 2015 lalu secara serentak. Keluarga ini memang keluarga terberkati. Lima putrinya menjadi biarawati, empat masuk Ordo Karmel, termasuk Theresia. Zelie-Louis dianugerahi 9 anak, namun 4 di antaranya meninggal dunia saat balita.
Perjalanan hidup keluarga Zelie-Louis bersama anak-anaknya, terutama Theresia diwarnai dengan pelbagai kesulitan dan kesedihan. Namun, Theresia melihat dan mengalami semua peristiwa itu sebagai jalan menuju Kristus. Ia seorang remaja yang gemar membaca riwayat hidup para kudus, di antaranya Yohones dari Salib dan Theresia dari Avila. Melalui bacaan-bacan itu, ia kian merasakan cinta Kristus yang memanggil dan mencintainya. Ia pun kian menyadari, dirinya dipanggil untuk kian mencintai Kristus dan sesama. Melalui keseharian hidupnya, ia menunjukkan sekaligus mewartakan cinta Kristus yang tak terbatas. Kendati terkadang mengalami perlakuan kurang menyenangkan dari para seniornya di Biara, Theresia tak pernah mengeluh.
Maka, menggali kembali perjalanan panggilan Theresia pada perayaannya Oktober ini merupakan momen yang tepat memperkenalkan keteladanan hidup Theresia terutama untuk kalangan orang muda. Panggilan kesucian tak terbatas oleh faktor usia. Begitu banyak pula orang muda yang dipanggil Allah untuk menjadi kudus. Sebut saja salah satunya, Carlo Acutis. Jalan kekudusannya adalah internet. Melalui internet ia mewartakan Ekaristi sebagai keutamaan hidupnya. Carlo juga meninggal dunia pada usia yang sangat muda seperti Santa Theresia.
HIDUP, Edisi No. 40, Tahun ke-76, Minggu, 2 Oktober 2022