HIDUPKATOLIK.COM – Berbagai ungkapan sukacita dirasakan oleh para imam Unio Regio Papua peserta Temu Unio Regio (TUR) Papua ke-6 ketika melaksanakan live in yang berlangsung 1 hari 6-7/10. Para imam berangkat dari Kota Agats ke paroki-paroki pedalaman dengan jarak tempuh menuju ke tempat live in, antara 1-3 jam menggunakan speed boat atau long boat.
Pastor Max Pegan menceritakan selama live in para imam berjalan keliling wilayah paroki dan stasi. Umat setiap stasi terdiri dari satu atau dua desa. Selain berkeliling, para pastor diajak untuk masuk, melihat, dan mendapat penjelasan tentang rumah bujang (jew).
Pastor Max mengatakan, para pastor disambut oleh para penghuni jew dan tetua adat. Tetua adat menjelaskan makna jew, peran jew, dan berbagai hal yg ada di dalam jew.
Pastor Max mengataka, di Paroki Sawa Erma, para pastor yang live in juga mendapat penjelasan mengenai gereja inkulturasi satu-satunya di wilayah Keuskupan Agats. Gereja tersebut merupakan perpaduan unsur gereja dan jew.
Pada malam hari, kata Pastor Max para pastor kembali ke rumah tempat tinggal. Pada jumat (7/10) pagi, setiap kelompok pastor mengadakan Misa bersama umat di pusat paroki maupun stasi masing-masing. Seusai Msa, para pastor berpisah dgn umat dan kembali ke kota Agats
Pengalaman kurang lebih sama diungkapkan Pastor Aloysius Susilo, imam Projo Keuskupan Manokwari-Sorong. Pastor Aloys bersama 8 imam yang lain live in di Paroki St SilviaYamas-Yeni.
Menurutnnya, penerimaan umat sangat antusias dan luar biasa. Mereka dijemput dengan perahu-perahu, dan umat mengenakan pakaian adat.
Sebagai ungkapan penerimaan, wajah mereka dioles air sagu dan dibawa ke rumah bujang. Mereka diterima dan diberi nama adat dari keluarga yang ditempati sebagai tanda bahwa mereka diterima menjadi anak dan menjadi bagian dari keluarga itu supaya mempererat hubungan persaudaraan.
Ketika tinggal bersama keluarga, kata Pastor Susilo, di dalam kesederhanaan mereka saling berbagi cerita, saling menguatkan iman antara satu dengan yang lain. Ada persekutuan di antara mereka dengan kesederhanaan mereka menjamu dengan penuh cinta, juga tarian dan nyanyian sejak kedatangan hingga kembali ke Kota Agats lagi.
Laporan Helen Yovita Tael (Merauke)/Pastor Max Pegan/Pastor Aloysius Susilo (Agats)