web page hit counter
Minggu, 22 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

SANG PEMBINA PADUAN SUARA, HELENA PENDE TELAH PERGI

5/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – “Ulang! Kalau menyanyi serius, buka mulut yang lebar. Saya paling tidak suka kalau ada yang main-main”, demikian kalimat yang sering diungkapkan oleh seorang pelatih dan pendamping paduan suara bernama Helena Pende.

Kelahiran Riung, Flores 4 April 1947 ini merupakan sosok yang sangat dikenal dalam dunia paduan suara di Keuskupan Agung Palembang.

“Saya mulai mendampingi para seminaris dalam latihan dirigen dan paduan suara itu sudah sejak tahun 1985,” demikian ungkapnya dalam sebuah kesempatan usai mendampingi para seminaris di Seminari Menengah St. Paulus Palembang belajar menjadi dirigen pada akhir Juli yang lalu.

Helena Pende (tengah).

Kisah itu ia ceritakan sebagai ungkapan kebahagiaannya karena bisa kembali mendampingi para seminaris untuk berlatih dirigen dan olah vokal. Sejak pandemi covid-19 terjadi kegiatan bersama seminaris ditiadakan.

Hari itu Sabtu (23/7/2022) adalah pertemuan pertamanya bersama seminaris untuk berlatih dirigen dan olah vokal.

“Saya itu sedih karena sejak pandemi, berarti dua tahun saya tidak bisa mendampingi seminaris,” katanya. Ada puluhan angkatan seminaris yang telah ia gembleng agar memiliki kemampuan menjadi dirigen dan bernyanyi yang baik.

Ketika berbicara tentang paduan suara di Kota Palembang, Sumatera Selatan, maka sosok Helena Pende menjadi salah satu tokoh yang memberi warna bagi dunia paduan suara di kota ini.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Ia banyak ikut ambil bagian dalam kelompok koor atau paduan suara, di antaranya adalah kelompok koor gregorian Cantemus bersama alm. dr. Handoyono dan kelompok Ave Maris Stella Ikatan Keluarga Flores Palembang (IKFP).

Perempuan yang biasa dipanggil Ibu Helena ini mengaku, mendapatkan ‘ilmu’ untuk menjadi dirigen dan menyanyi dengan baik ini dari Paul Widyawan, ketika menjalani kursus di Pusat Musik Liturgi (PML) Yogyakarta.

Sosoknya yang tegas, disiplin dan penuh wibawa dalam melatih dan memimpin paduan suara menjadi ciri khas perempuan yang selama puluhan tahun juga menekuni panggilannya sebagai pendidik di SMA Xaverius 1 Palembang.

Helene Pende (depan tengah) melatih para seminaris St. St. Paulus, Palembang.

Ada banyak peserta didik yang merasakan kasih dan cintanya sebagai pendidik, baik saat belajar secara formal di kelas dengan bidang studi Bahasa Jerman dan Sosiologi maupun saat menjalani ekstrakurikuler paduan suara dengan nama Saint Francis Choir.

Pada masa pendampingannya, paduan suara ini pernah tampil dan mengikuti beragam perlombaan tingkat daerah maupun nasional, seperti di Semarang, Bandung dan Bandar Lampung. Selain mengikuti aneka perlombaan, paduan suara ini juga tampil pada aneka kegiatan seperti koor Perayaan Ekaristi maupun dalam acara pemerintahan di Kota Palembang maupun Provinsi Sumatera Selatan.

Baca Juga:  Uskup Pangkalpinang, Mgr. Adrianus Sunarko, OFM: Membawa Salam Damai
Helena Pende (tengah) terjun dalam sejumlah paduan suara.

Saat memasuki masa purna baktinya sebagai pendidik, ternyata tak membuat semangatnya untuk terus berkarya dalam mendampingi dan melatih kelompok paduan suara luntur.

“Bernyanyi itu akan memperlambat kepikunan,” ujarnya.

Medio Agustus 2022, ia dikabarkan jatuh sakit dan harus menjalani serangkaian pemeriksaan, perawatan dan pengobatan di rumah sakit.

Kondisi ini membatasi aktifitasnya. Meski dalam kondisi yang terbatas ia tetap berusaha mendampingi kelompok binaannya. “

Helena Pende (kiri) setiap sampai akhir melatih paduan suara.

Ibu Helena semangat dan kesetiaannya luar biasa dalam mendampingi latihan kelompok koor Ave Maris Stella Ikatan Keluarga Flores Palembang. Meski dalam kondisi sakit beliau tetap mendukung dan memberi semangat untuk kita sehingga hari ini dapat tampil dengan baik,” ungkap Vincentius Liko, pada perayaan HUT IKFP ke-22 di Paroki St. Petrus Palembang, 11 September 2022 yang lalu.

Pada Selasa, 4 Oktober 2022, kabar duka datang. Setelah lama berjuang karena sakit yang dideritanya pada pukul 14.16 WIB, pembina paduan suara itu kembali menghadap Bapa di surga.

Berita kepergiannya dengan cepat tersebar melalui jejaring pesan singkat. Ungkapan duka dan doa dari banyak orang yang mengenalnya mengiringi kepergiannya. Satu di antaranya diungkapkan oleh Rm. Petrus Santoso SCJ, seorang alumni Seminari Menengah St. Paulus Palembang yang kini menjadi imam misionaris di Hongkong.

Baca Juga:  Sinergi Gereja dan Negara: Menghidupkan Iman, Humanisme, dan Kepedulian Ekologis

Pada laman akun Facebook pribadinya ia menuliskan demikian, “Eulogi Ibu Helena Pende. Ibu Helena Pende, I love you so much! RIP. Engkau telah mengajari kami bernyanyi, jadi dirigen, dan menghantar kami jadi pemenang dalam Lomba Koor. Engkau yang membuat kami berani tampil untuk bernyanyi dan bermazmur. Engkau yang selalu rajin dalam Misa Harian dan mendoakan para imam. Engkau berpesan kepadaku saat akan berangkat untuk bermisi, ‘Romo, meskipun jauh, saya akan tetap berdoa untuk Romo. Jangan lupa ibu dikirimi renungan paginya’. Sekarang, Ibu Helena melanjutkan bernyanyi bersama paduan malaikat surgawi. Nyanyikanlah lagu Halleluya Handel di surga. Pasti semakin meriah dan agung. Ibu Helena, terimakasih ya. RIP. Hongkong, 4 Oktober 2022, Muridmu: Rm. Petrus Santoso SCJ”.

Jenasahnya akan dimakamkan pada Kamis, 6 Oktober 2022 diawali dengan Perayaan Misa Requiem di Gereja Katolik Paroki St. Petrus Palembang.

Ibu Helena Pende, selamat jalan menuju keabadian. Beristirahatlah dalam damai bersama Bapa dan para kudus di surga. Doakan kami yang masih berziarah di dunia ini.

Pastor Titus Jatra Kelana (Palembang)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles