HIDUPKATOLIK.COM – Pekan Biasa XXVI Ayb.1:6-22; Mzm.17:1, 2-3, 6-7; Luk.9:46-50
PARA murid masih berpola pikir seperti anak-anak dunia yang memperdebatkan siapa yang terbesar di antara mereka. Solusi untuk pertengkaran mereka itu, Yesus menghadirkan seorang anak kecil di samping-Nya. “Barang siapa menerima anak ini demi nama-Ku, dia menerima Aku. Dan barang siapa menerima Aku, menerima Dia yang mengukutus Aku. Sebab yang terkecil di antara kalian, dialah yang terbesar.” Yesus memberi gambaran anak kecil yang tidak berdaya secara fisik, tetapi di dalam diri anak kecil itu tersembunyi suatu nilai yang amat besar yaitu polos, jujur, adanya ketergantungan, tampil apa adanya.
Cara pikir ini hendak mengajarkan agar kehormatan harus didasarkan atas nilai yang menghadirkan Kerajaan Allah. Yang terpenting adalah kerendahan hati yang menjadi dasar mau menjadi murid dan pengikut Kristus. Kerendahan hati itu adalah jalan mau percaya penuh kepada Allah. Berendah hati itu tanda mau bergantung total dan mengandalkan Allah dalam hidup.
‘Mengecil’ untuk ‘Membesar’, itu berarti dalam kesederhanaan, kejujuran, kepolosan, seseorang akan mendapat kehormatan di hadapan sesamanya. Kita mesti kembali ke citra jiwa, yakni Allah sendiri. Untuk itu kita memiliki jiwa anak kecil yang hanya bersandar kepada Allah dan penyelenggaraan ilahi-Nya.
Pastor Octavianus Situngkir, OFMCap Komisi Kateketik Keuskupan Agung Medan (KAM)