HIDUPKATOLIK.COM – AKU percaya pada Allah, Aku tidak Takut! (In Deo Speravi, non Timebo) Ini moto yang dijadikan Mgr. Aloysius Murwito, OFM sebagai ‘perisai’ penggembalaanya sebagai Uskup Agats-Asmat saat ditahbiskan menjadi Uskup Agats-Asmat pada tanggal 15 September 2002. Kini, ia telah 20 tahun menjalani masa-masa episkopalnya di tanah frontier Papua. Perjalanan panjang pada usianya yang ke-70 pada 20 Desember 2022 nanti. Tak terlihat kelehan semangat pada diri Mgr. Alo – sapaan akrab kelahiran Sleman, Yogyakarta ini walaupun kondisi fisiknya menurun sesuai dengan usianya. Saat bincang-bicang dengan Redaksi beberapa waktu lalu di Jakarta, nada, intonasi suaranya tetap dengan semangat yang berapi-api.
Pemilihan moto itu tentu saja sudah melalui perhitungan atau permenungan yang matang. Saat dipilih menjadi Uskup Agats, kendati belum pernah menangani paroki di wilayah ini (Papua) tapi karena saat itu ia adalah pemimpin OFM (sebagai Vikarius OFM untuk Kustodia Duta Damai Papua, 1993-1995) yang berkarya di tanah Papua, persoalan dan tantangan yang dihadapi pada umumya para gembala di Papua memang tidak ringan. Tak hanya medan pastoral – darat dan laut – yang dihadapi. Persoalan kehidupan keseharian umat/masyarakat yang digembalakan juga masih jauh dari harapan. Di dalamnya menyangkut aspek pangan, sandang, pendidikan, kesehatan, keamanan, HAM, dan lain sebagainya. Bahkan setelah 20 tahun mejadi uskup pun, aneka persoalan ini masih melilit masyarakat setempat. Masalah stunting (gizi buruk) pada balita di Agats sempat mengemuka di publik nasional beberapa tahun lalu (2018). Puluhan anak meninggal dunia saat bencana yang masuk dalam ketegori kejadian luar biasa ini.
Mendengar Mgr. Alo bercerita tentang sepenggal pengalamannya selama 20 tahun belakangan menjadi uskup, spontan kita akan mengatakan, betapa dibutuhkan tak hanya kekuatan rohani yang tangguh, tapi juga kekuatan fisik yang ekstra kuat dari seorang uskup dan para gembala (imam/katekis/petugas pastoral) di wilayah ini.
Kini, kendati sudah tergolong lansia, Mgr. Alo seolah tak mengenal kata lelah untuk terus menggembalakan umat kesayangannya di seluruh wilayah Keuskupan. Bagaimana ia terus mengupayakan diri untuk mengunjungi umatnya baik yang tinggal di pengunungan maupun di pantai, atau pun mereka yang masih terisolir, yang kehidupannya masih jauh dari peradaban.
Kita berharap, pada perayaan HUT ke-20 tahbisan episkopalnya ini, Mgr. Alo , seperti moto yang dipilihnya, tak mengenal takut, gentar, dan lelah untuk terus berjuang demi martabat seluruh umat yang dilayaninya di Keuskupan Agats; terus mengartikulasikan suara-suara kenabiannya, keberpihakannya bagi mereka yang miskin dan tersingkir atau mereka rentan miskin dan mereka rentan disingkirkan; mempejuangkan keadilan dan kedamaian bagi umatnya, serta bela rasa yang tiada batasnya.
Selamat merayakan HUT ke-20 Episkopal, Monsinyur Alo!
HIDUP, Edisi No. 36, Tahun ke-76, Minggu, 18 September 2022