HIDUPKATOLIK.COM – Pw St. Andreas Kim Taegon dkk; Ams. 21:1-6,10-13; Mzm. 119:1,27,30,34,35,44; Luk. 8:19-21
KONFLIK yang semakin memuncak dengan para pemuka agama Yahudi tidak membuat Yesus mundur. Sesekali Ia melontarkan teguran keras kepada golongan orang yang rajin mengajarkan firman namun tidak melaksanakannya. Lukas menampilkan sebuah kontras yakni figur unggul yang telah mendengarkan firman, menyimpannya dalam hati, merenungkan dan berbuah dalam ketekunan hidup, yaitu Maria Ibu Yesus.
Yesus dengan tegas memperlihatkan kesungguhan-Nya menempatkan kehendak Allah sebagai yang utama. Ia mendidik para pendengar-Nya bahwa siapapun layak menjadi ibu dan saudara-saudara-Nya bukan pertama-tama disebabkan pertalian darah melainkan karena disatukan sebagai putra-putri yang mendengarkan firman dan melakukannya. Ia menawarkan keluarga Kerajaan Allah kepada yang mau menyambutnya.
Gereja mengenang Andreas Kim Taegon, imam pertama keturunan Korea dan 102 martir Korea lain yang rela menerima hukuman mati tahun 1846. Kim lahir dari keluarga terpandang, ayahnya dihukum mati juga karena menjadi katolik. Kim dikanonisasi oleh Paus Yohanes Paulus II tahun 1984. Kim dan ayahnya beserta 102 martir Korea mengalami persaudaraan yang melampaui pertalian darah. Mereka disatukan oleh kesempurnaan cinta kasih dan keserupaan dengan Yesus yang menderita dan wafat disalib.
Monica Maria Meifung Alumna Prodi Il20mu Teologi STF Driyarkara Jakarta