HIDUPKATOLIK.COM – PW St. Yohanes Krisostomus,1Kor. 12:12-14,27-31a; Mzm. 100:2,3,4,5; Luk. 7:11-17.
PERISTIWA kebangkitan anak muda di Nain menunjukkan kemahakuasaan Yesus. Peristiwa ini berlangsung di dalam tiga simbolisasi sikap berikut.
Pertama, sapaan verbal. Perintah “jangan menangis” adalah bentuk komunikasi terapeutis untuk meredakan tekanan psikologis karena peristiwa kematian. Dengan sapaan ini, Yesus mengajak semua orang untuk tidak tinggal di dalam rasa duka cita yang mendalam.
Kedua, sentuhan. Yesus menyentuh peti jenazah untuk memperlihatkan hadirnya kuasa Allah di dalam situasi batas kehidupan manusia. Dalam hal iniYesus berani mengambil risiko berlawanan dengan tafsiran umum tentang hukum kenajisan untuk menunjukkan sikap belas kasih ilahi.
Ketiga, proklamasi kebangkitan. Kata “bangkitlah” adalah pemakluman kuasa ilahi. Pengalaman kebangkitan ini menyajikan sebuah kenyataan bahwa Allah berkuasa atas kehidupan dan kematian.
Romo Marianus Oktavianus Wega Licenciat Teologi Kitab Suci Universitas Urbaniana, Roma