web page hit counter
Sabtu, 21 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

De Papegaai: Gereja Burung Beo di Kalverstraat

5/5 - (4 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – Kalverstraat adalah sebuah jalan yang merupakan pusat perbelanjaan di Kota Amsterdam. Jalan yang terletak di antara Dam Square sejauh 750 meter hingga Museumplein ini dipenuhi pertokoan.

Kalverstraat merupakan pusat perbelanjaan termahal di Amsterdam dengan biaya sewa mencapai 3000 Euro per meter persegi (data tahun 2016).

Kalverstraat menyimpan berbagai sejarah menarik, diantaranya tentang Piet Mondrian, seorang pelukis terkenal yang pernah tinggal di Kalverstraat 154 selama tahun 1892 – 1895. HEMA department store pertama kali dibuka tahun 1926 juga di Kalverstraat.

Pada 7 Mei 1945 pernah terjadi tragedi, di mana seorang tentara Jerman dalam keadaan mabuk menembak 19 warga di jalan dari balik jendela di salah satu lantai atas gedung di Kalverstraat. Saat itu warga sedang merayakan kebebasan dari Nazi. Sebuah kebakaran hebat juga pernah terjadi di Kalverstraat pada 9 Mei 1977 dan hanya menyisakan 33 orang yang selamat.

Mozaik Yesus dan Maria Magdalena, yang digambarkan sebagai wanita yang berbelanja di Kalverstraat. (Foto: Sr. Bene Xavier, MSsR)

Di antara deretan pertokoan yang saat ini ada di sepanjang Kalverstraat, terdapat sebuah kapel dan sebuah gereja yang sangat bersejarah. Kalverstraat menjadi saksi sejarah terjadinya mukjizat Ekaristi (Hosti melayang di atas perapian – baca Mukjizat Ekaristi di Begijnhof Amsterdam | HIDUPKATOLIK.com) pada tahun 1345, yang kini ditandai dengan adanya Kapel Begijnhof. Di Kalverstraat 58 terdapat Gereja Santo Petrus dan Paulus (kini Gereja Santo Joseph) yang juga menyimpan sejarah istimewa. Gereja ini lebih dikenal dengan sebutan De Papegaai (burung beo).

Baca Juga:  Percakapan Terakhir dengan Mgr. Michael Cosmas Angkur, OFM

De Papegaai

Adalah Pastor Willem Willemart yang awalnya membangun sebuah hidden church (gereja tersembunyi) berupa sebuah tempat ibadah di halaman rumah di Kalverstraat 58 pada tahun 1672. Beberapa tahun sebelumnya, 1654 hidden church De Krijtberg dibangun di Singel dekat Kalverstraat.

Mozaik “Sint Petrus en Paulus” (Foto: Sr. Bene Xavier, MSsR)

Saat itu umat Katolik harus bersembunyi melakukan peribadatan karena selama masa 1578 – 1795 kekatolikan dilarang di wilayah Belanda setelah masuknya Protestantisme Inggris. Rumah tersebut disewa Willem Willemart dari Keluarga Willem Compas dan hidden church tersebut dijuluki De Papegaai (burung beo) karena burung beo adalah satu-satunya makhluk hidup selain manusia yang dapat menyebut kata „ave“ (salam) atau dianggap juga sebagai satu-satunya binatang yang dapat menirukan ucapan manusia.

Baca Juga:  Sinergi Gereja dan Negara: Menghidupkan Iman, Humanisme, dan Kepedulian Ekologis
De Papegaai bagian dalam (Foto: Sr. Bene Xavier, MSsR)

G. Fox, penerus Willem Willemart membeli properti tersebut pada 1689. Selama periode 1848-1849 (setelah masa penindasan) dilakukanlah pembangunan gereja pada lahan tersebut. Dengan rancangan arsitektur dari Gerrit Moele Jr, jadilah gereja ini gereja dengan gaya neo-gothik pertama di Amsterdam.

Konstruksi gereja ini dibangun dengan kayu yang dilapis plester. Metode ini relatif murah dan konstruksi yang ringan ini cocok dengan keadaan tanah di Amsterdam yang lemah. Setelah pemulihan hirarki episkopal di Belanda tahun 1853, Gereja De Papegaai ini dijadikan bagian dari Gereja Perancis. Karena Gereja Perancis memiliki pelindung Santo Petrus dan Paulus, maka gereja De Papegaai ini pun mengikuti memilih kedua santo tersebut sebagai pelindung. Sejak 8 Desember 2021 atas keputusan Uskup Haarlem-Amsterdam, Mgr. Jan Hendriks gereja De Papegaai didedikasikan kepada Santo Joseph dari Nazareth.

Een kwartuer voor God (seperempat jam di hadapan Tuhan) (Foto: Sr. Bene Xavier, MSsR)

“Een kwartier voor God“ (seperempat jam di hadapan Tuhan). Tulisan ini terpampang di pintu masuk De Papegaai, gereja di antara pertokoan dalam gang sempit elit Amsterdam. Inilah sebuah panggilan untuk saat hening bagi setiap orang yang berkeliling di sepanjang Kalverstraat. Diantara deretan kaca etalase pertokoan sepanjang Kalverstraat, fasad De Papegaai tampak berbeda karena berdinding bebatuan dan terdapat patung burung beo (De Papegaai) dan patung Santo Joseph.

Baca Juga:  Uskup Pangkalpinang, Mgr. Adrianus Sunarko, OFM: Membawa Salam Damai

Keindahan mozaik karya Anton Molkenboer (1872-1960) pada dinding pintu masuk menyambut setiap orang yang masuk ke gereja. Satu mozaik menggambarkan ayam jago dan kunci dengan tulisan Sint Petrus en Paulus. Satu mozaik menggambarkan Yesus dan Maria Magdalena. Anton Molkenboer menggambarkan Maria Magdalena sebagai wanita modis yang berbelanja di Kalverstraat.

 

Kini De Papegaai telah berusia 350 tahun dan bangunan gereja yang ada saat ini telah berusia 173 tahun. Bangunan tua klasik ini menjadi oase kesejukan spiritual di tengah hiruk pikuk Kota Amsterdam dan di deretan kawasan perbelanjaan elit Kalverstraat.

Kehidupan spiritualitas itu masih ada di tengah profannya Amsterdam. Jika anda ke Amsterdam, anda dapat mengunjungi gereja burung beo ini Senin hingga Sabtu jam 10 hingga 16 dan Minggu jam 10 hingga 14 waktu setempat.

Sr. Bene Xavier, MSsR dari Amsterdam, Belanda

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles