HIDUPKATOLIK.COM – Pekan Biasa XIX, Yeh.2:8-3:4; Mzm. 119:14, 24, 72,103, 111, 131; Mat. 18:1-5, 10, 12-14
PARA murid bertanya tentang ‘siapa yang terbesar dalam Kerajaan Surga.’ Menanggapi pertanyaan ini, Yesus memanggil seorang anak kecil dan berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga” (Mat. 18:3). Nasihat dan ajaran Yesus kepada murid menjadi seperti anak kecil yang berarti menjadi pribadi yang sederhana. Anak kecil adalah gambaran ke-pasrahan, ketidakberdayaan, ketergantungan. Segi lain dari anak kecil adalah mudah bahagia dengan hal-hal kecil dan sederhana, bisa tertawa terbahak dengan hal sederhana, mereka itu polos, apa adanya tanpa dibuat-buat. Hal lebih dalam dari anak adalah mempunyai hati nurani yang bersih, jujur, tulus. Hati nurani yang bersih adalah gambaran pertobatan yang membuat hati tenang dan penuh rasa sukacita. Menjadi anak bukan maksudnya bertingkah seperti anak-anak apalagi kekanak-kanakan tetapi berhati suci dan sederhana, polos tanpa ambisius dan rakus yang bisa membuat orang jadi tamak. Menjadi besar bukan pertama-tama karena posisi atau jabatan, melainkan sikap rendah hati yang mau melayani, peduli, dan mau mendengarkan orang lain. Menyadari diri tergantung pada Allah dan sesamanya dan mau membuka hati merasakan kebaikan Tuhan dan berterima kasih kepada sesamanya.
Pastor OctavianusSitungkir, OFMCap Komisi Kateketik Keuskupan Agung Medan (KAM)