HIDUPKATOLIK.COM – Menjelang perayaan Possesio Canonica atau peresmian — disebut juga instalasi/pengukuhan — Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC sebagai Uskup Agung Merauke, beragam ungkapan sukacita diwujudkan dalam menyongsong perayaan tersebut.
Ungkapan sukacita itu diwujudkan dengan memasang triwbbon atau bingkai foto di media sosial, pemasangan baliho di jalan-jalan, dan iklan perayaan pun digemakan setiap pagi dan sore hari di RRI Merauke .
Selain itu, serangkaian kegiatan telah dilaksanakan menyongsong momen yang akan dilaksanakan pada Minggu, 7 Agustus 2022, pukul 16.00 WIT di Paroki St. Fransiskus Xaverius Katedral Merauke. Saat di mana Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo mengalungkan Pallium kepada Mgr. Mandagi sebagai lambang Uskup Agung Metropolitan. Keuskupan Agung Merauke meliputi empat keuskupan sufragan, yaitu Keuskupan Sorong-Manokwari, Keuskupan Jayapura, Keuskupan Timika, dan Keuskupan Agats-Asmat.
Penjelasan tentang pengenaan Pallium yang akan diterima oleh Uskup Mandagi yang diposting di Channel Youtube Komsos Keuskupan Agung Merauke juga Facebook dan dibagi ke WAG sehingga umat dapat memahami secara benar dan baik tentang rangkain prosesi agung yang akan dilakukan. Sejauh ini (hari ini, Jumat, 5/8/2022) sudah seribu lebih viewers menonton tayangan tersebut.
Selain itu publikasi juga dilakukan dengan mengadakan dialog interaktif di RRI Pro 1 Merauke dengan menghadirkan Mgr. Mandagi, Pastor Johanes Kandam selaku Sekretaris Jenderal KAMe sekaligus Ketua Panitia dan John Gluba Gebze sebagai tokoh masyarakat Papua Selatan dan dilanjutkan dengan jumpa pers wartawan se-Kota Merauke pada Kamis, 4 Agustus 2022.
Pallium
Pallium atau Palla merupakan salah satu busana gerejawi dalam Gereja Katolik Roma, yang awalnya hanya dikhususkan bagi Sri Paus. Kemudian, selama berabad-abad dianugerahkan oleh Paus kepada para Uskup Agung Metropolitan.
Pallium yang dianugerahkan Paus kepada para Uskup Agung Metropolitan sungguh merupakan busana gerejawi yang istimewa. Busana itu dibuat dengan proses panjang yang sudah menjadi tradisi selama ratusan tahun. Setiap tahun, pada Pesta St. Agnes (21 Januari) Paus memberkati dua ekor domba dari Biara St. Agnes di luar tembok Kota Roma. Para biarawati akan memelihara domba-domba ini sampai tiba waktunya mencukur bulu mereka pada Pekan Suci.
Selanjutnya, domba yang diberkati Paus ini dicukur pada hari Kamis Putih, dan bulunya ditenun menjadi pallium oleh para biarawati dari pertapaan Benediktin St. Cecilia di Trastevere, Roma. Semalam sebelum Hari Raya Santo Petrus dan Paulus (29 Juni), sejumlah pallium yang akan diberkati Paus dan dianugerahkan kepada Uskup Agung Metropolitan ditempatkan dalam satu wadah perak dan diletakkan di Makam Santo Petrus. Dengan demikian, bisa dikatakan pallium-pallium ini menjadi relikwi kelas dua.
Paus St. Yohanes Paulus II, Paus Benediktus XVI serta Paus Fransiskus hingga tahun 2014 menganugerahkan pallium dengan mengalungkannya langsung kepada para Uskup Agung Metropolitan baru yang diundang ke Roma.
Namun sejak 2015, Paus Fransiskus mengubah kebiasaan ini. Para Uskup Agung Metropolitan baru tetap menerima pallium dari tangan Paus di Vatikan, tetapi pengalungannya dilaksanakan oleh Nunsius Apostolik di Gereja Katedral masing-masing, di hadapan umat Uskup Agung Metropolitan masing-masing.
Pallium sendiri melambangkan anak domba, yang oleh Kristus diserahkan kepada Petrus untuk digembalakan (Yoh 21: 15-17). Pallium juga melambangkan Kristus sendiri, Gembala yang baik, yang memanggul domba yang hilang di pundaknya dan membawanya pulang.
Pallium model sekarang berupa sehelai selempang, “selebar tiga jari,” dikenakan melingkar pada pundak di atas kasula, dan kedua ujungnya masing-masing menjuntai di depan dan belakang. Maka, bilamana dipandang dari depan atau belakang pun pallium akan tetap membentuk huruf Y.
Helen Yovita Tael (Merauke)/berbagai sumber