HIDUPKATOLIK.COM – Pf St. Petrus Krisologus, Yer. 26:11-16,24; Mzm. 69:15-16,30-31,33-34; Mat. 14:1-12.
Kisah kemartiran Yohanes Pembaptis di dalam bacaan Injil menghadirkan beberapa hal berikut ini.
Pertama, konspirasi ketidakadilan. Kerapkali ketidakadilan muncul bukan sebagai sebuah fakta tunggal. Ketidakadilan muncul karena kepentingan dan kekuasaan mendapatkan prioritas lebih tinggi dari pada nilai kebenaran dan martabat hidup manusia. Hukuman mati tanpa pengadilan untuk pribadi Yohanes Pembaptis adalah potret buram praktek kejahatan konspiratif ini.
Kedua, suara kebenaran. Yohanes Pembaptis mewakili suara kebenaran Allah. Sebagai nabi, Yohanes mewartakan apa yang didengarkannya dari Allah untuk disampaikan kepada manusia. Kritikannya kepada cara hidup Herodes sesungguhnya tidak lahir dari rasa benci tapi muncul dari kemurnian hatinya untuk menyuarakkan nilai kebenaran Allah.
Ketiga, sikap Gereja. Tugas Gereja dewasa ini adalah menghindarkan diri dari pelbagai macam praktek ketidakadilan sambil tetap mempertahankan spirit Yohanes Pembaptis yaitu menjadi saksi kebenaran di tengah dunia.
Romo Marianus Oktavianus Wega Licenciat Teologi Kitab Suci Universitas Urbaniana, Roma