HIDUPKATOLIK.COM – Hari Biasa. Yes.26:7-9, 12, 16-19; Mzm. 102:13-14ab, 15, 16-18, 19-21; Mat.11:28-30
BANGSA Yahudi yang mengalami kehancuran negaranya dari serbuan Raja Babel, Nebukadnezar, menyadari kesalahan mereka. Mereka telah meninggalkan jalan lurus dari Tuhan dan memunggungi Tuhan. Sekarang mereka berseru mohon pertolongan Tuhan
untuk membangkitkan mereka kembali, membela mereka lagi. Yesaya, dari pihak Tuhan, menjanjikan harapan pertolongan dan kebangkitan (embun terang yang menyegarkan).
Tuhan selalu setia. Ia tidak pernah meninggalkan umat-Nya, sekalipun umat-Nya sering melupakan-Nya dan meninggalkan-Nya. Telinga-Nya selalu terbuka mendengarkan suara anak-anak kesayangan-Nya. Karena itu, Yesus datang menguatkan dan menghibur mereka yang sedang dalam kelemahan, merasa ditinggalkan dan tersingkir. Ia menyemangati mereka dengan “kuk” yang ringan, kuk pengampunan dan kasih-Nya, perintah inti dari hukum Taurat.
Tuhan tidak menuntut yang terlalu sulit dari manusia untuk karunia pengampunan dan kasih-Nya. Ia hanya ingin manusia kembali kepada jati diri sejak penciptaan, yakni mengabdi kepada-Nya dalam kasih dan hidup berbahagia bersama-Nya dan bersama sesama.
Pastor Paulus Toni Tantiono, OFMCap Dosen Pendidikan Agama Katolik/Etika Sosial
Universitas Widya Dharma Pontianak