HIDUPKATOLIK.COM – Dalam lima tahun masa kepemimpinan penggembalaan umat Keuskupan Manado, sejumlah fondasi telah diletakkan Mgr. Benedictus Esthepanus Rolly Untu, MSF. Berikut ini, komentar yang dihimpun HIDUP.
Pendekatan Inspiratif
Sr. Christina Tandayu, DSY mengenal Uskup Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu, MSC, disapa Mgr. Rolly sudah cukup lama. Tapi secara esensial sebagai Uskup Manado sejak tahun 2017. Saat itu, ia adalah salah satu Anggota Dewan Pimpinan Umum Kongregasi Dina Santo Yosep (DSY).
Sr. Christina mengenal lebih dalam Mgr. Rolly, dalam tugas kegembalaan itu sebagai Uskup Manado. Mgr. Rolly, menurutnya, adalah seorang pribadi yang tenang, penuh kebapaan, tidak memihak dan model pendekatannya sangat inspiratif.
“Kami merupakan kongregasi otonom yang berada dalam Keuskupan Manado maka kami sangat merasakan perhatian yang besar Mgr. Rolly untuk kami. Sikap kebapaan dalam penggembalaannya sangat nampak dalam kelembutan kebijaksanaan, peduli pada sesama dan penuh belas kasih dalam pergaulan mulai dari usia anak-anak sampai usia orang dewasa,” ujarnya.
Sikap netral dan terbuka untuk semua umat, menurut Pemimpin Umum Kongregasi DSY Manado ini membuat Mgr. Rolly mampu merangkul dan menyapa seluruh umat dalam keuskupan. Kerja keras dan tak kenal lelah untuk berjumpa umat membuat mereka merasa diperhatikan gembalanya.
Perhatian dan peneguhan yang sama juga diberikan kepada imam dan religius Keuskupan ini. Kongregasinya sungguh merasa besar perhatian dari Mgr. Rolly dan sangat memberi inspirasi baru untuk mengembangkan karya pelayanan Kongregasi.
“Mgr. Rolly selalu sedia membantu kami jika kami membutuhkan entah sebagai imam, gembala dan pemimpin. Ia juga membangun relasi dan kerja sama yang baik dengan pemerintah,” tandasnya.
Menurut Sr. Christina, Uskup selalu mencari peluang baru untuk meningkatkan perekonomian paroki-paroki demi kesejahteraan umat. Dalam situasi pandemic, Mgr. Rolly tetap menjalankan pelayanan.
“Harapan kami untuk kepemimpinan ini, semoga Mgr. Rolly mengritisi secara tegas jika kami perlu dikoreksi,” ujar Sr. Chritina.
Sangat Membumi
Marietha Kuntag menilai, hampir lima tahun sebagai Uskup Keuskupan Manado sudah banyak yang dibuat Mgr. Rolly untuk umatnya.
Hal yang paling diingat mantan Asisten 2 Sekretariat Daerah Provinsi Sulut ini adalah Mgr. Rolly sangat aktif mengunjungi umatnya mulai dari yang di dekat hingga yang jauh di kepulauan, baik yang ada di Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Gorontalo maupun Provinsi Sulawesi Tengah, yang merupakan wilayah gereja Keuskupan Manado.
“Bapak Uskup sangat membumi dengan sifat-sifatnya yang kebapaan dan lembut menyapa umatnya dengan kata apa kabar dan keinginan mengenal umat yang sering mengerubutinnya karena mau foto ataupun sekadar foto selfi,” ujar Merietha.
Untuk memajukan kesejahteraan umat, sambung mantan Kepala Kanwil Departemen Perindustrian dan Perdagangan Sulut ini, Uskup sangat peduli untuk melihat dari dekat lahan pertanian yang sedang digarap umatnya.
Mgr. Rolly, sering berkendara dengan angkutan laut sambil menyeberang lautan menuju pulau-pulau. Ia tidak segan dan senang bernyanyi dan mungkin itu juga hobinya untuk meningkatkan imunitas tubuhnya secara gratis dan tidak dengan obat-obatan.
Ada banyak yang Uskup saksikan di daerah-daerah, baik pembangunan gereja, sekolah maupun usaha-usaha untuk meningkatkan ekonomi keluarga.
Umat pun sangat responsif karena tahu gembalanya peduli dengan keinginan umat untuk hidup imannya dan sejahtera keluarganya.
Sejumlah WAG yang muncul sebagai bentuk komunikasi on-line antarumat untuk saling peduli antara lain grup jual beli hasil produksi antara lain kebutuhan pangan dan lain-lain merupakan respons dari imbauan Mgr. Rolly di masa pandemi.
Grup Kerawan Fancy Fair misalnya sudah menjadi media untuk menjual antara lain beras, jagung, bibit-bibit tanaman, kuliner, kebutuhan lain.
“Pokoknya masih banyak lagi terobosan atau hal-hal positif yang dibuat Mgr. Rolly di masa kegembalaannya lima tahun ini,” tandasnya.
Harapan Etha ke depan, Uskup terus melakukan apa yang sudah dibuatnya di lima tahun ini, bahkan ditingkatkan di tahun-tahun mendatang.
“Kedekatan dengan umat, dengan senantiasa mengunjungi, menyapa kiranya tak putus dilakukan Mgr. Rolly, pinta Merietha.
Alam sebagai Altar
Lima tahun kegembalaan Uskup, Rolly bagi Pastor Clemens Joy Derry, Pr selaku Pastor Paroki Bunda Hati Kudus Pinonobatuan Barat patut disyukuri.
“Setidaknya, ada tiga hal yang perlu saya ungkapkan terkait dengan lima tahun kegembalaan Mgr. Rolly,” ujar Pastor Joy.
Pertama, ia adalah gembala yang solider dan tanggap terhadap pergumulan imam dan umat. Ia mau mendengarkan, mau memahami dan mau menanggapi pergumulan para imam dan umatnya.
“Saya ingat beberapa momen Mgr. menyampaikan pergumulan pastor bersama umat di paroki dan arahan agar melakukan respons sesuai bidang tugas dan tanggung jawab saya yang waktu itu sebagai Ketua Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi Keuskupan Manado (PSE-KM),” sebut Pastor Joy.
Ia tidak hanya memberikan arahan atau perintah tapi juga ikut aktif memantau dan berbagi informasi, bahkan memberikan seruan moral. Tidak heran ia memiliki seruan pastoral di tengah bencana gempa bumi dan likuifaksi 2018 di sekitar Palu, Sulawesi Tengah dan seruan pastoral di tengah pandemi.
Dalam 5 tahun ini, Keuskupan Manado bisa dikenal luas sampai ke tingkat internasional karena seruan dan karya pastoral kemanusiaan di tengah kebencanaan.
Pastor Joy bersyukur atas kepercayaan Mgr.Rolly sehingga dia bisa menjalankan pastoral kemanusiaan dengan sukacita di tengah korban bencana.
Kedua, ia adalah gembala yang punya spirit dan arah pastoral. Pastor Joy menerjemahkan secara bebas moto sebagai ajakan melihat terang Kristus sebagai sumber cahaya dalam memelihara persekutuaan iman, meningkatkan pelayanan, menghidupkan peribadatan, mengobarkan semangat kerasulan dan kesaksian hidup dalam tugas dan tanggung jawab pastoral di Keuskupan Manado.
Mgr Rolly dalam SK penugasan pastor paroki dengan jelas menyatakan agar pastor paroki menjalankan tugas sesuai dengan Arah Dasar (Ardas) Keuskupan, Rencana Strategis Renstra) dan Statuta Keuskupan Manado.
Hal-hal ini menunjukkan, Uskup memiliki spirit yang dituangkan dalam visi dan misi pastoral yang jelas.
Ketiga, Mgr. Rolly adalah gembala yang mau terlibat. Ia adalah figur pemimpin yang mau berjalan bersama membangun kebaikan bersama. Ada beberapa momen, Pastor Joy bisa berjalan bersama Uskup dari altar menuju ke lahan pertanian. Uskup dengan senang hati berjalan dari altar menuju ke lahan pertanian untuk mewujudkan semangat dan tanggung jawab sosial dan ekologis dengan menanam pohon, sayuran serta buah-buahan.
“Hal ini merupakan salah satu bentuk pewartaan bagi masyarakat dan generasi muda untuk mengelola lahan tidur menjadi sumber ekonomi,” tandas kelahiran Siau, 1970 ini.
Dalam masa pandemi, Uskup seringkali mengunjungi kebun milik Gereja dan mengajak pastor paroki dan umat memberdayakan lahan tidur sebagai sumber keuangan untuk membiayai kehidupan keluarga dan gereja.
“Di tengah pandemi Uskup dikenal dengan seruan Ayo Menanam agar kita tidak kesulitan bahan makanan di kemudian hari. Uskup menjadikan alam sebagai altar dan konten pewartaan,” ujar Pastor Joy.
Panutan Umat Beragama
Di mata Ida Bagus Ketut Alit, Sekretaris Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Sulawesi Utara, Uskup Rolly merupakan pemimpin yang sangat akrab dengan pimpinan agama-agama yang ada di Sulut.
Uskup dilihat sangat merakyat dengan umat beragama lainnya di bumi Nyiur Melambai ini, termasuk di dalamnya umat Hindu. Ia sangat dikenal ramah dan rendah hati. Sering memberi motiviasi kepada mereka di saat ada pertemuan dan kegiatan sosial.
“Uskup bukan hanya panutan bagi umat Katolik tapi juga bagi kita semua umat beragama di daerah ini,” ujar Alit.
Selama lima tahun kepemimpinan, dan beberapa kali pertemuan dalam berbagai keagamaan dan sosial, banyak hal yang dipetik Alit dari Uskup sebagai pemimpin yang ramah, santun, religius dan berjiwa sosial tinggi.
Sebagai pemimpin umat, Mgr. Rolly sejauh ini telah berhasil memimpin dan memberi pengajaran keimanan dan kesusilaan kepada umat Katolik di Keuskupan Manado. Hal ini tercermin dari masih terpeliharanya kerukunan dan keharmonisan di internal umat Katolik serta umat beragama lainnya.
Alit menegaskab, karakter masyarakat (umat), tergantung dari pemimpinnya. Sosok pemimpin yang ramah dan rendah hati tapi tegas sangat diharapkan di era digital dan globalisasi dengan peralatan yang serba canggih.
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sosok yang diperlukan saat ini adalah keteladanan. “Inilah yang dimiliki oleh Uskup,” tandas Wakil Kepala SMA Negeri 9 Manado ini.
Mewakili umat Hindu Sulawesi Utara, Alit berharap, kiranya Uskup senantiasa tetap menjaga keharmonisan intern dan antarumat beragama, juga di kalangan pemimpin umat beragama sehingga tidak ada paham-paham intoleran dan radikalisme yang berkembang di daerah ini demi tetap utuhnya NKRI yang kita cintai.
Lexi Kalesaran (Manado)
HIDUP, Edisi No. 27, Tahun ke-76, Minggu, 3 Juli 2022