HIDUPKATOLIK.COM – Hari Biasa.Yes.7:1-9; Mzm.48:2-3a, 3b-4, 5-6, 7-8; Mat.11:20-24
RAJA Ahas (Raja Yehuda) melakukan hal yang normal dalam politik manusia saat menghadapi koalisi musuh yang lebih kuat (Raja Israel dan Raja Aram). Ia mau berkoalisasi dengan raja Mesir. Namun, dalam mata Allah ini menunjukkan Ahas tidak percaya kepada perlindungan-Nya. Bangsa Israel aslinya bukan siapa-siapa, hanya sebutir debu pada pinggir timba, tetapi telah terbukti dipilih dan dibela Allah menjadi bangsa besar. Ternyata Ahas tidak percaya (lagi) kepada Allah dan mencari perlindungan manusia. Yesaya mengecam dan hendak menyadarkannya (walau pada akhirnya tetap gagal).
Yesus pun menghadapi kebebalan hati yang sama dari kaum sebangsa-Nya. Justru di tempat-tempat Ia melakukan banyak tanda heran (Khorazim, Betsaida, Kapernaum), banyak orang tidak menerima-Nya dan tidak mau percaya kepada pewartaan Injil-Nya. Ia diragukan, difitnah, ditolak kaum tua-tua, pemuka agama Yahudi dan sebagian rakyat.
Justru orang-orang bukan Israel yang lebih percaya kepada Yesus (perempuan
Samaria, Siro-Fenisia, perwira Romawi, penderita kusta Samaria, dll.)
Status sebagai umat Allah, orang Kristen, religius, kaum tertahbis bukan jaminan iman yang benar. Percaya kepada Tuhan datang bukan dari status, melainkan tindakan beriman yang nyata, berani berpasrah dan setia kepada Yesus.
Pastor Paulus Toni Tantiono, OFMCap Dosen Pendidikan Agama Katolik/Etika Sosial Universitas Widya Dharma Pontianak