HIDUPKATOLIK.COM – SETELAH menempuh perjalanan dengan kereta api khusus selama 12 jam dari Polandia pada Selasa malam, akhirnya Presiden RI, Joko Widodo yang didampingi ibu Iriana bersama rombongan terbatas tiba dengan selamat di Kiev, ibu kota Ukraina pada Rabu (29/6/2022) sekitar pukul 09:00 waktu setempat. Ini perjalanan bersejarah karena kunjungan itu disebut sangat berisiko karena di tengah berkecamuknya perang antara Ukraina dan Russia. Seorang missionaris Indonesia yang telah berkarya 22 tahun di Rusia mengungkapkan perasaannya dan juga harapannya atas kunjungan kemanusiaan itu.
“Puji Tuhan, perjalanan Bapak Presiden Jokowi beserta rombongan aman dan tiba di Kiev dengan selamat dan semoga perjalanan ke Rusia berjalan lancar juga. Saya berharap kunjungan Presiden Joko Widodo ke dua negara yang berkonflik dapat membuahkan perdamaian, “ujar Romo Baltasar Lukem, SVD di St Petersburg, Kamis (30/6/2022). Menurut rencana pada Kamis ini, Joko Widodo dan rombongan akan tiba di Moskow dan bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Romo Baltasar Lukem SVD mengaku dirinya sangat lega bahwa Presiden Joko Widodo benar-benar melakukan perjalanan kemanusiaannya ke Ukraina dan Rusia, yang sebelumnya diragukan oleh banyak orang. Keraguan dari banyak pengamat muncul mengingat lemahnya posisi tawar Indonesia dalam percaturan politik luar negeri.
Romo Baltasar menambahkan, Indonesia sangat lemah menjadi penengah konflik Ukraina dan Rusia mengingat dalam resolusi PBB beberapa waktu lalu Indonesia ikut mengutuk invansi Rusia ke Ukraina. Meski Indonesia mengutuk invasi itu semata-mata karena pertimbangan bahwa invasi itu melanggar kemanusiaan dan kedaulatan suatu negara namun tetap dianggap sebagai tanda keberpihakan terhadap Ukraina.
“Sebagai orang Indonesia dan sekaligus missionaris yang berkarya di Rusia, saya bangga akan kunjungan kemanusiaan Presiden Joko Widodo ke kedua negara ini. Saya bangga memiliki Presiden Joko Widodo. Semoga misi yang diemban Bapak Presiden akan berhasil. Saya menjadi teringat kunjungan Presiden Soekarno ke Uni Soviet pada tahun 1961, yang merupakan tahun kelahiran Joko Widodo. Artinya ketika usia 61 tahun, Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan ke Rusia meski dalam konteks yang berbeda,” tegas rohaniwan Katolik asal Nusa Tenggara Timur ini.
Tahun 1961 merupakan salah satu kunjungan Soekarno ke Rusia. Kunjungan lain dilakukan beberapa kali yakni tahun 1956, 1959, dan 1964. Catatan sejarah yang perlu dilihat adalah kunjungan tahun Presiden Soekarno ke Uni Soviet pada 1956.
Dalam kunjungan itu, Nikita Kruschev tak dapat menolak permintaan Soekarno yang menghendaki Mesjid Biru yang terletak di Leningrad (sekarang St. Petersburg) dan yang dijadikan gudang oleh pemerintah Uni Soviet dikembalikan ke fungsinya dan diberikan kepada umat Islam setempat. Mesjid itu sekarang bernama Mesjid Soekarno.
Romo Baltasar menginjakan kaki di tanah misi Rusia pertama kali pada 21 Oktober 1999 dan belajar bahasa Rusia di Moskow hingga Agustus 2000. Sebulan kemudian, ia ditempatkan di Paroki St. Maria Diangkat Ke Surga, Volodga, sekitar 500 km arah utara Moskow.
Tujuh tahun kemudian yakni September 2007, ia berkarya di Paroki St. Olga, Moskow untuk waktu lima tahun. Sejak September 2012 hingga kini dia berkarya sebagai pembina di Biara Kongregasi SVD di St, Petersburg, Rusia.
“Kekhawatiran dan sekaligus keraguan banyak orang di Indonesia berbuah menjadi pujian bagi Joko Widodo dari para pemerintah banyak negara. Saya kira, seluruh warga Indonesia harus terus berdoa agar perdamaian Rusia dan Ukraian tercapai berkat kunjungan tersebut,” ujarnya.