HIDUPKATOLIK.COM – Spiritualitas SS.CC sepenuhnya berpusat pada cinta yang memperkaya hidup komunitas dan misi para suster.
BAPAK dan Ibu Pendiri SS.CC, Pastor Pierre Coudrin dan Suster Henriette Aymer berhasrat untuk menghidupi warisan spiritualitas yang populer saat itu di Perancis yaitu berdevosi kepada Hati Kudus Yesus dan mejadikan aturan hidup membiara dari Santo Benedictus sebagai pondasi hidup iman keduanya.
Mereka sangat menghayati hubungan yang mendalam dengan Tuhan, melalui discernment dan pemurnian terus menerus sehingga akhirnya mereka mengekspresikan keteguhan iman mereka di dalam gelar yang mereka berikan kepada komunitas baru Congregatio Sacrorum Cordium Jesu et Mariae, necnon Adorationis Perpetuae Sanctissimi Sacramenti Altaris disingkat SS.CC. dalam bahasa Indonesia: Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Maria serta Sembah Sujud Kekal kepada Sakramen Mahakudus. Dua unsur yang membedakan Kongregasi, sejauh disetujui oleh Roma, adalah Devosi kepada Hati Kudus dan Adorasi Abadi.
Pelita Menyala
Devosi kepada Hati Kudus Yesus yang melambangkan kasih Allah, dengan pelita yang terus menyala di depannya, membawa keberanian dan penghiburan bagi banyak orang di masa-masa suram. Hal ini banyak mengilhami dan memprakarsai banyak orang untuk hidup berbelas kasih dalam masyarakat yang kacau termasuk Pastor Pierre Coudrin dan Sr. Henriette yang begitu memberikan diri kepada devosi Hati Tuhan yang penuh belaskasih, sehingga mereka mampu masuk lebih dalam ke dalam hubungan hati ke hati dan membawa orang lain untuk mengalami cinta ini.
Konsekrasi kepada Hati Kudus adalah inti dari inspirasi pendirian SS.CC. Dalam bab pendahuluan Konstitusi SS.CC tahun 1825, ditekankan penjabaran tujuan Kongregasi untuk menyebarkan devosi kepada Hati Kudus. Devosi kepada Hati Kudus bukanlah devosi di antara devosi tetapi merupakan misteri utama Kekristenan; pribadi Yesus yang penuh kasih yang rela menyerahkan diri-Nya bagi kita.
Hati Kudus melambangkan kasih Allah yang tak tertabatas yang hadir dalam kasih manusiawi Yesus. Ini adalah sebuah panggilan bagi kita, saat kita ditarik lebih dalam ke dalam hubungan intim dengan Kristus, adalah bahwa kita menjadi Kristus bagi orang lain.
Moto SS.CC adalah “Kepada Hati Kudus Yesus dan Maria, Hormat dan Pujian”. Dalam konteks ini kemuliaan Maria mengingatkan kita bahwa kita adalah milik Yesus, dan kemuliaan Yesus sebagai tanda kita adalah milik BapaNya. Bersatu erat dengan Hati Kudus Yesus dalam warisan spiritual SS.CC adalah Hati Tersuci Maria. Bunda Maria memiliki tempat yang unik dalam rencana keselamatan Allah. Dalam penyerahan dan kesetiaannya pada rencana Allah, jawaban “Ya” dari Maria untuk Tuhan membawanya sampai ke kaki salib putranya. Para pendiri SS.CC melihat sebuah model penyerahan setiap hati kepada Allah di dalam diri Kristus dan Maria yang menginspirasi mereka untuk mampu menerima dan merenungkan semua yang Tuhan percayakan di dalam hidup mereka.
Semangat untuk menyebarkan devosi kepada Hati Kudus adalah karakteristik yang paling jelas dari karisma dan misi para pendiri dan komunitas awal SS.CC. Begitu kuat dan berapi-api keinginan mereka, sehingga Pastor Pierre Coudrin berusaha memasukkan gelar Zealot dalam gelar Kongregasi. Begitu pula hal ini muncul dalam surat-surat dan moto Sr. Henriette tentang keinginannya untuk menyatu dengan kehendak Bapa sehingga dia bisa memberi terang dan meleleh seperti lilin.
Zeal atau semangat adalah kata yang penting bagi kualitas hidup komunitas SS.CC di dalam pemberian diri dalam doa, persaudaraan dan pelayanan. Hal ini tercermin dalam kalimat pengikraran kaul di dalam SS.CC yang pada dasarnya sama dengan kaul para Pendiri pada tahun 1800, yang menyatakan keinginan untuk hidup sebagai “Suster/Saudara dari Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Maria, yang dalam pelayanannya aku ingin hidup dan mati.” Kata-kata ini membangkitkan semangat untuk hidup dalam pelayanan sepenuh hati seperti para pendiri yang terbakar oleh cinta Tuhan.
Adorasi Abadi
Unsur lainnya yang ada dalam Nama Kongregasi SS.CC, sebagaimana disetujui oleh Roma dan ditemukan dalam pasal-pasal pendahuluan Konstitusi SS.CC, adalah Adorasi Abadi. Adorasi kepada Sakramen Mahakudus sudah menjadi praktik liturgi dalam kehidupan Gereja. Para Pendiri SS.CC melihat praktik ini sebagai cara untuk lebih fokus pada kehadiran Ekaristi.
Adorasi adalah jiwa spiritualitas SS.CC untuk mengabdi dan menyembah di dalam dan bersama Kristus. Hidup kita diserahkan, untuk diberkati, dibentuk, dan disatukan bersama Kristus dalam kasih dalam misteri cinta Hati Kudus. Disposisi spiritualitas ini, terbentuk sejak Pierre Coudrin isolasi di lumbung La Motte D’Useau dan Henriette Aymer di penjara dalam jam-jam doa dan meditasi mereka dan mengalami perjumpaan pribadi yang mendalam dengan Tuhan yang mengubah masa depan dan arah hidup mereka.
Dalam adorasi kita didelegasikan oleh Gereja untuk memuja, memuji, memperbaiki, dan berterima kasih. Sebuah praktik mengenakan jubah merah selama adorasi yang muncul sejak awal SS.CC yang merupakan simbol dari identifikasi kita dengan Kristus dalam sengsara-Nya untuk merangkul salib-Nya melalui doa silih.
Dimensi lain dari adorasi adalah dimensi komunitarian. Sedapat mungkin semua anggota SS.CC dipanggil untuk berpartisipasi dan bergantian di dalam adorasi sehingga bisa berlangsung terus-menerus, siang dan malam, di hadapan Sakramen Mahakudus terutama menjelang hari Raya Hati Yesus yang Maha Kudus dan Hati Tersuci Maria pada Jumat dan Sabtu ketiga setelah Pentakosta dan menjelang hari Jumat Pertama setiap bulannya.
Adorasi harus dihayati di kedalaman semua aspek kehidupan kita sebagai perjumpaan terus menerus dengan Tuhan di mana kita diubahkan dan diasah lebih halus, sehingga Kristus dapat bersinar lebih jelas melalui kita untuk memperbaharui dunia. Adorasi adalah ungkapan iman kita pada cinta Tuhan.
Ciri khas SS.CC adalah kontemplatif aktif, di mana di tengah hiruk pikuk kehidupan kerasulan misi untuk mewartakan kasih Tuhan kepada banyak orang selalu memberikan ruang untuk berhenti sejenak di hadapan Sakramen Mahakudus di dalam adorasi.
Adorasi Silih
Adorasi SS.CC adalah adorasi silih, sebagai partisipasi di dalam penebusan kasih Allah kepada dunia untuk memulihkan, memperbaiki dan membangun dunia kita melalui pemberian diri di dalam penyembahan kepada Sakramen Maha Kudus. Melalui adorasi ini, seorang SS.CC diundang untuk mampu memulihkan dunia dengan cinta Tuhan.
Dalam bab pendahuluan Konstitusi SS.CC, ditegaskan bahwa tujuan dari SS.CC adalah untuk merenungkan, menghidupi, mewartakan kasih Allah dengan cara menginternalisasi empat masa hidup Tuhan kita Yesus Kristus: masa kecil-Nya, kehidupan tersembunyi-Nya, kehidupan injili-Nya, dan kehidupan penyaliban-Nya di dalam kehidupan dan pelayanan setiap anggota SS.CC.
Aspek yang mendalam dan unik dari karisma SS.CC adalah kesatuan dinamis antara cabang putri dan cabang putra sebagai sumber persekutuan, vitalitas, dan kekayaan bagi diri kita sendiri dan bagi Gereja. Dengan semangat kekeluargaan dalam hidup komunitas dan kolaborasi semakin dihidupi dan membawa sukacita.
Kesimpulannya, Spiritualitas SS.CC sepenuhnya berpusat pada cinta yang memperkaya hidup komunitas dan misi para suster. Semua komponen spiritualitas SS.CC, yaitu konsekrasi kepada Hati Kudus Yesus dan Hati Tersuci Maria, Ekaristi kudus, adorasi silih, reparasi, semangat kekeluargaan, muncul dari sumber yang sama dan mengarah ke tujuan yang sama yaitu cinta yang telah dimanifestasikan oleh Bapa dalam Putra-Nya supaya setiap anggotanya semakin berakar dalam cinta.
HIDUP, Edisi No. 25, Tahun ke-76, Minggu, 19 Juni 2022