HIDUPKATOLIK.COM – TAK terhitung jumlah tarekat, kongregasi, ordo yang menjadikan hati kudus Yesus dan hati Maria yang tersuci sebagai spiritualitasnya. Kongregasi Suster Hati Kudus Yesus dan Maria (Congregatio Sacrorum Cordium Jesus et Marae, Suster SS.CC) adalah salah satu di antaranya. Kongregasi ini hadir di Indonesia sejak tahun 1997 dan kini berkarya di Kota Bandung (Keuskupan Bandung), Yogyakarta (Keuskupan Agung Semarang), dan Batam (Keuskupan Pangkalpinang). Dibandingkan dengan kongregasi lain, para Suster SS.CC tergolong masih kecil namun mulai bertumbuh, berakar, dan berbuah di tanah Nusantara ini. Putri-putri Nusantara, setelah 25 tahun, kini menjadi tulang punggung Suster SS.CC di Indonesia.
Suster SS.CC merupakan ‘saudari kembar’ dari tarekat para imam dengan nama yang sama. Pendirinya juga sama, yakni Pater Pierre Coudrin dan Suster Henriette Aymer (Henriette Aymer de la Chevalerie) di Kota Poitiers, Perancis. Memang SS.CC imam lebih dahulu lahir dari tarekat untuk suster. Satu hal yang pantas dicatat dari historisitas pendirian Suster SS.CC adalah heroisme dari Suster Henriette. Upaya kerasnya dengan risiko dipenjara, ia menyelamatkan seorang imam dari kejaran tentara revolusi saat itu. Dalam penjara itulah, Henriette mengalami perjumpaan yang mendalam dengan Kristus sehingga kemudian datang dan meminta bergabung dengan tarekat yang didirikan Pater Coudrin.
Perjumpaan dan pengalaman Kristus itu tentu saja tak sekadar mengubah secara total kehidupan Suster Henriette. Perjumpaan dan pengalaman bersama Kristuslah yang mendorongnya untuk mewartakan kabar sukacita kepada orang lain, terutama yang miskin, lemah, terbelakang dalam arti yang luas (bidang pendidikan dan sosial ekonomi), atau rentan dipinggirkan secara sosial. Maka kahadiran Suster SC.CC di mana pun mereka berada, selalu mengutamakan kaum lemah tersebut tanpa melihat suku, agama, ras, dan golongan. Mereka hadir dan berkarya di tengah umat dari beragam latar belakang. Hati mereka yang telah disentuh oleh kobaran kasih Kristus dan hati suci Bunda Maria ingin dibagikan kepada sesama.
Jikalau kebanyakan tarekat/kongregasi pada umumnya mengenakan pakaian atau jubah khusus, para Suster SS.CC tampil tanpa mengenakan jubah. Dengan demikian, kehadiran mereka tak nampak agak berbeda (baca: menonjol/mencolok) dari orang-orang yang mereka layani. Tak jarang, para suster tak dikenali. Bagi mereka, hal itu merupakan sesuatu yang wajar saja. Di mata mereka, pelayanan kepada siapa mereka diutus jauh lebih utama daripada mengenali jubah atau pakaian mereka. Hati Yesus yang mahakudus dan hati Maria yang tersuci menjadi pendorong utama mereka mendedikasikan hidup secara total kepada Tuhan dan sesama.
Para Suster SS.CC (juga imam SS.CC) selalu terdorong untuk memadukan antara kontemplasi dalam adorasi kepada Sakramen Mahakudus dan hati Maria dalam karya sehari-hari dalam pelbagai bidang pelayanan untuk anak-anak terlantar, orang muda, dan kaum terpinggirkan lainnya. Begitupun dengan matiraga dan pengorbanan, selalu tertuju pada kasih Kristus.
HIDUP, Edisi No. 25, Tahun ke-76, Minggu, 19 Juni 2922