HIDUPKATOLIK.COM – Uskup Agung Merauke Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC membuka Rapat Kerja Yayasan Pendidikan Persekolahan Katolik (YPPK) Keuskupan Agung Merauke yang berlangsung dari tanggal 9-11 Juni 2022 di Hotel Coreinn, Merauke, Papua.
Uskup Mandagi menyampaikan terima kasih kepada Yayasan dan guru-guru yang bekerja dilingkup Yayasan serta Guru-guru ASN yang juga ditempatkan di sekolah-sekolah YPPK yang punya hati terhadap pendidikan.
Berbicara tentang pendidikan Uskup Mandagi mengatakan bahwa pendidikan adalah paspor untuk masa depan. Karena hari esok adalah milik mereka yang mempersiapkan pendidikan hari ini.
“Kalau ingin masa depan dari seluruh Keuskupan Agung Merauke termasuk Boven Digul dan Mappi maju maka harus dipersiapkan dengan baik,” tuturnya.
Kepada bupati-bupati dan kepala dinas yang berasal dari YPPK, Uskup Mandagi mengatakan, tidak hanya berguna untuk orang Katolik tapi untuk seluruh masyarakat. “Pendidikan itu penting kalau kita mau mendapatkan masa depan yang hebat. Perlu disadari oleh guru untuk mempersiapkan masa depan dari keuskupan dan Kabupaten Merauke,” katanya.
Mengutip pendapat Aristoteles, Uskup Mandagi mengatakan akar dari pendidikan adalah pahit, tetapi buahnya manis.
Uskup Mandagi mencontohkan dirinya yang menamatkan sekolah dari sebuah kampung kecil di Manado bukan sekolah metropolitan bukan lulusan Amerika Serikat. Ia mengisahkan bahwa pada saat SD cuma mempunyai dua orang guru yang masing-masing menangani tiga kelas tetapi mereka guru-guru yang istimewa yang berbakti bukan hanya mengingat gaji.
Uskup Mandagi dalam kesempatan ini juga mengajak pemerintah memberikan investasi kepada pendidikan karena hanya itu yang terbaik di masa depan. “Jangan takut memberi investasi kepada pendidikan,” himbaunya.
Uskup Mandagi memang dienal selalu memberi perhatian khusus kepada pendidikan, tentu dimulai dengan pendidikan kepada pastor-pastor, yang akan distudikan ke luar negeri supaya kembali membangun Keuskupan.
Untuk Merauke Cerdas
Sementara itu Bupati Merauke, Romanus Mbaraka dalam sambutannya pada Raker ini mengatakan bahwa ketika mencalonkan diri sebagai bupati ia memiliki slogan kampanye “Merauke Cerdas”. Ia lahir di kampung dan dari keluarga sederhana dan bersekolah di sekolah Katolik yang berada jauh dari digitalisasi. Menurtunya, digitalisasi memegang peran penting dalam dunia pendidikan dan teknologi dewasa ini.
Romanus secara jujur mengungkapkan keprihatinannya dihadapan Uskup Mandagi dan peserta Raker tentang perkembangan regulasi pendidikan yang terjadi di Keuskupan terutama peran yayasan yang harus mengadakan koordinasi dengan pemerintah.
Romanus melihat empat hal penting yang harus diperhatikan oleh YPPK.
Pertama,Yayasan Katolik di Papua Selatan belum mandiri, Karena selain guru juga kepala sekolah masih guru-guru PNS. Kedua, fungsi koordinasi sangat penting antara YPPK dan Pemerintah. Jangan dianggap remeh. Harus dilakukan karena sekarang PNS regulasinya sudah ketat sekali. Ketiga, ekonomi Yayasan. Merauke akan berkembang sangat pesat karena ketika menjadi Propinsi akan membutuhkan sekolah-sekolah unggulan dengan manajemen dan sarana prasarana lengkap. Keempat, atensi sangat penting. Pemetaan pesebaran umat Katolik di Merauke yang sudah mulai terjadi, di mana sudah terjadi pembauran yang luar biasa.
Di bagian lain, Romanus mengatakan, ia tetap membangun optimisme untuk pemerintah bersama-sama dengan YPPK, menjadikan Merauke Cerdas.
Raker ini diikuti sekitar seratus orang yang terdiri dari pengurus dan pegawai Yayasan, tim mutu Yayasan, para Vikep, ketua PSW, para kepala sekolah dan dewan guru yang datang dari Kabupaten Merauke, Mappi dan Boven Digul.
Laporan Helen Yovita Tael (Merauke)