HIDUPKATOLIK.COM – Renungan Hari Raya Pentakosta, 05 Juni 2022, Kis.2:1-11; Mzm.104:1ab, 24ac, 29c-30, 31, 34; Rm.8:8-17; Yoh.14:15-16, 23-26
ROH Tuhan memenuhi seluruh bumi. Dia menyatukan segala sesuatu dan memahami segala tutur bahasa, Alleluya. Hari ini kita rayakan Hari Raya Pentakosta, Hari Raya Pencurahan Roh Kudus ke atas kehidupan Gereja. Gereja sungguh percaya, Roh Kudus sungguh berdaya membaharui seluruh muka bumi. Roh Kudus dicurahkan atas kehidupan kita, Gereja Kristus, agar kita terus berdinamika, berkarya secara berkelanjutan dan tetap terpelihara dalam keutuhan menuju kesempurnaan.
Roh Kudus kerap kali menggoncangkan kehidupan kita bagaikan badai atau taufan garang. Hidup yang “adem-adem sari” berpotensi mencipta kenyamanan. Roh Kudus tercurah sebagai daya ilahi yang menggoncangkan sendi-sendi kehidupan agar kita lebih kuat berakar. Pohon jadi kuat justru karena terpaan alam yang ganas. Hidup menjadi mantap karena hantaman gelombang garang. Roh Kudus dicurahkan ke atas para Rasul bagaikan tiupan angin yang keras. Kehidupan pengikut Kristus, Tuhan tersalib, tidak selalu mudah, selalu penuh tantangan, gelombang badai. Namun justru karena badai itulah hidup itu dihantar berpijak pada yang hakiki.
Jiwa mereka pun perlu dicurahi ketujuh kurnia Roh Kudus, berupa lidah-lidah api. Gereja selalu membutuhkan api cinta kasih dari Tuhan, yang menghangatkan dan menerangkan. Kobaran api kasih dari Tuhan mengingatkan daya pemurnian dari Allah, sumber segala terang. Hidup sangat gampang dipreteli berbagai anasir asing yang kotor dan jahat. Semuanya berpotensi merugikan dan menjauhkan manusia dari Allah.
Roh Kudus sungguh berhakikat kasih yang berdaya mempersatukan. Bahasa yang berbeda riskan mencerai-beraikan, memisahkan, mengasingkan, mencipta konflik dan perang. Menara Babel mengungkapkan kekacauan seantero bumi lantaran keangkuhan yang saling mengeliminasi. Roh Kudus justru membalikkan keadaan. Roh Kudus mempersatukan semua orang dari ketiga benua lama: Asia, Afrika, Eropa. Semuanya menjadi satu, saling mendengarkan dan saling memahami karena daya pikat dan daya ikat dari kasih Allah. Karena kekuatan Roh Kudus, seluruh umat manusia menjadi satu di bawah pesona cinta kasih Allah.
Roh Allah memimpin manusia untuk hidup di dalam Allah, sumber kekudusan dan kesempurnaan. “Jika seorang mengasihi Aku, Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya, dan diam bersama-sama dengan dia.” Hidup di dalam Roh memiliki manfaat berlimpah-limpah karena hidup orang terpimpin oleh Roh dan memperoleh martabat mulia anak-anak Allah. “Semua orang yang dipimpin oleh Roh Allah adalah anak Allah… yang berhak menerima janji-janji Allah seperti Kristus.”
Roh Kudus menyanggupkan kita berseru “Abba, ya Bapa”! Kita berdoa semoga Roh Kudus Allah menjauhkan kita dari setiap kerapuhan dan keterpecah-belahan. Semoga Roh Kudus menggerakkan kita agar semakin berani ke luar, menjangkau dunia yang lebih luas, berani mewartakan Injil Kristus, demi kemuliaan Nama Allah dan keselamatan seluruh umat manusia. Utuslah Roh-Mu ya Tuhan dan jadi baru seluruh muka bumi. Amin.
“Roh Kudus kerap kali menggoncangkan kehidupan kita bagaikan badai atau taufan garang.”
HIDUP, Edisi No. 23, Tahun ke-76, Minggu, 5 Juni 2022