HIDUPKATOLIK.COM – Pw S. Karolus Lwanga dkk.Mrt.Kis 25:13- 21; Mzm. 103:1-2.11-12.19-20b; Yoh. 21:15-19
PERTANYAAN Yesus kepada Petrus berhubungan dengan penyangkalan yang ia lakukan sebelumnya. Yesus tidak berusaha menguji Petrus, tetapi ia mau membangkitkan pengakuan iman yang rendah hati dan penuh kesadaran. Petrus menyangkal Yesus tiga kali, dan tiga kali pula Yesus bertanya kepada Petrus apakah ia mengasihi-Nya. Ketika Petrus menjawab iya, Yesus memintanya untuk menggembalakan domba-domba-Nya.
Yang ketiga Yesus meminta Petrus untuk menyerahkan hidupnya.
Sebelum peristiwa salib, Petrus dengan sangat yakin mengatakan bahwa ia akan memberikan nyawanya (Yoh. 13:37), dan imannya tidak akan goyah (Lih. Mat. 26:33; Mrk. 14:29). Akhirnya Petrus mengerti arti dari perkataan Yesus. Kesombongan dan ketakutan Petrus kemudian diubah ke dalam pengakuan kasih kepada Yesus dalam kerendahan hati, dengan mengenali keterbatasan dirinya, bahwa Yesus mengetahui segala
sesuatu, bahkan sampai seberapa jauh ia dapat mengasihi-Nya. Yesus memberikan kesadaran akan keterbatasannya dan memberikan harapan baru. Pertanyaan Yesus ini menolong Petrus mengenali nilai kehidupan, menempatkan dirinya kembali pada jalan pemuridan dan belajar kerendahan hati dalam tugas kepemimpinan, sehingga dapat berbelas kasih pula kepada yang lain.
Kita perlu belajar dari Petrus untuk tidak menyerah dalam kegagalan. Dengan rendah hati kita perlu menyadari kebutuhan akan bimbingan Roh Kudus dan sabda Tuhan untuk melayani Dia yang telah lebih dahulu mengasihi kita.
Sr. M. Eusebia, P.Karm Dosen STIKAS St. Yohanes Salib Bandol, Kalimantan Barat