HIDUPKATOLIK.COM – Saya telah menulis beberapa buku dan artikel. Sebelum buku-buku dan artikel-artikel tersebut diterbitkan, saya telah membacanya berulang-ulang kali untuk melihat apakah ada huruf yang salah. Ketika ada huruf yang salah, saya langsung memperbaikinya. Namun demikian, di dalam buku dan artikel itu masih saja ada kesalahan huruf yang tertinggal. Karena itu, saya memutuskan untuk meminta bantuan orang lain untuk mengoreksinya sebelum dikirim ke sebuah penerbit. Tujuannya adalah agar buku dan artikel saya tersebut semakin sempurna.
Allah memerintahkan kita untuk menjadi sempurna seperti DiriNya: “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna” (Matius 5:48). Namun demikian, Ia tahu bahwa kita tidak mungkin akan menjadi sempurna seperti yang Ia harapkan. Tentu masih banyak kekurangan yang tertinggal di dalam diri kita. Ia memahami bahwa selama kita masih hidup dengan daging pasti akan pernah mengalami kejatuhan. Karena itu, Allah Bapa mengutus Yesus, Putera-Nya yang tunggal, ke dunia untuk menyelamatkan kita dan Roh Kudus untuk membantu kita dalam usaha menjadi lebih sempurna dalam kehidupan kita sehari-hari.
Tuhan Yesus datang ke dunia bukan untuk membuat kita menjadi orang yang sempurna, dalam arti tanpa kekurangan sedikitpun. Ia datang untuk mengampuni ketidaksempurnaan kita sehingga kita dilayakkanNya dihadapan Allah Bapa : “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus” (Roma 3:23-24).
Kita tidak akan pernah menjadi sempurna karena usaha kita sendiri. Kita menjadi sempurna karena Tuhan Yesus yang tak bercela. Hal itu berarti bahwa kelayakan kita tidak bersumber dari diri kita sendiri, tetapi dari kebenaran Tuhan Yesus Kristus yang dipakaikan-Nya kepada kita.
Karena Tuhan Yesus yang melayakkan kita, hal itu seharusnya tidak membuat kita menjadi manusia pasif, menunggu saja keselamatan-Nya, tanpa usaha apapun untuk meraih kesempurnaan. Allah menghendaki kita untuk terus bertumbuh dalam kesempurnaan. Kita tidak perlu takut akan perintah dari Allah tersebut untuk menjadi sempurna yang seakan-akan mustahil bagi kita.
Kita tidak perlu takut karena kesempurnaan itu bukan sesuatu yang terjadi secara instan, tetapi merupakan sebuah proses. Allah tidak menghendaki kita untuk menjadi sempurna seperti Dia sekarang juga, tanpa cela bagaikan malaikat di surga. Yang Ia kehendaki bagi kita adalah setiap hari kita berubah dan semakin bertumbuh di dalam kesempurnaan. Kita sadar bahwa kita tidak mungkin menjadi sempurna seperti yang Ia harapkan.
Namun, kita terus berusaha untuk menjadi sempurna sampai pada waktunya kita pulang ke surga. Allah tidak akan kecewa dengan kita karena kita menghadapNya dengan masih ada banyak kekurangan. Allah sangat bersukacita melihat kita telah bertumbuh di dalam kesempurnaan.
Kesimpulan dari permenungan ini adalah tidak ada seorang pun di dunia ini yang sempurna. Itulah alasan mengapa sebuah pensil selalu memiliki penghapus. Demikian juga, hati Allah senantiasa tersedia pengampunan karena tidak ada seorangpun yang tak pernah salah. Itulah kasih Allah yang sempurna.
Romo Felix Supranto, SS.CC, Kepala Paroki St. Odilia, Tangerang