HIDUPKATOLIK.COM – Pw St. Katarina dari Siena; Kis.5:34-42; Mzm.27:1-4, 13-14; Yoh.6:1-15
KETIKA para pemuka agama bertindak semena-mena terhadap para rasul, Gamaliel yang bijaksana mengajukan sebuah nasehat atau prinsip penting dalam diskresi, yaitu jangan terlalu cepat menghakimi. Biarkanlah! Maksud dan perbuatan yang berasal dari manusia, akan lenyap. Tetapi jika berasal dari Allah, tidak akan dapat dilenyapkan, bahkan mungkin
ternyata nanti kamu melawan Allah (5:38-39).
Di tengah begitu banyak kesulitan dan penderitaan, para rasul tidaklah bersusah hati melainkan bersukacita. Penyesahan mereka hayati sebagai kehormatan bahwa mereka telah dianggap layak untuk menderita penghinaan oleh karena nama Yesus (5:41). Penghiburan rohani bersemi dalam hati para rasul di tengah penganiayaan yang mereka tanggung demi Kristus. Inilah konsolasi sejati.
Konsolasi juga dialami oleh para murid yang semula merasa tidak berdaya untuk memberi makan banyak orang, karena mereka tidak memiliki apa-apa untuk dibagikan. Yesus mendidik murid-murid-Nya bahwa iman mengandung dimensi sosial yang harus diwujudkan, bukan karena mereka merasa diri hebat dan mampu tetapi karena mengizinkan Allah bertindak melalui modal sekecil apapun. Dua ikan dan lima roti cukup bagi Allah.
Monica Maria Meifung Alumna Prodi Ilmu Teologi STF Driyarkara Jakarta