HIDUPKATOLIK.COM – Pekan II Paskah; Kis.4:32-37; Mzm.93:1ab, 1c-2,5; Yoh.3:7b-15 6-41; Mzm.33:4-5.18-19.20.22; Yoh.20:11-18
BANYAK orang mengira dengan menjadi pengikut Yesus hidupnya akan lebih nyaman dan lebih terhormat. Tak jarang orang berlomba untuk meraih posisi tertentu yang dianggap menguntungkan dan menambah kebanggaan diri, padahal Yesus tidak menjanjikan jaminan akan rasa nyaman apapun kepada para murid-Nya. Ia menawarkan salib serta rahmat kebangkitan yang perlu disambut dan diberi makna baru setiap waktu.
Roh Allah bekerja bagaikan angin yang tidak kita tahu dari mana ia datang dan kemana ia pergi. Ia bertiup kemana ia mau. Bacaan hari ini menampilkan kumpulan orang percaya sebagai pribadi-pribadi yang berani keluar dari diri sendiri guna menghidupi persekutuan bersama. Rasa nyaman dan puas diri ditanggalkan karena lebih memilih sikap rela berkorban satu sama lain yang membawa mereka kepada hidup dalam kelimpahan kasih karunia Allah.
“Hidup kristiani adalah sebuah peziarahan dimana kita meninggalkan rencana-rencana kita sendiri untuk memulai perjalanan, membiarkan diri dibimbing, ditemani dan terbuka terhadap kejutan-kejutan… Kita tidak akan pernah dapat sepenuhnya mengendalikan hidup kita jika benar-benar membuka diri untuk dipimpin oleh Roh Kudus” (Arturo Sosa, SJ). Inilah transformasi Injili yang bersumber pada pengalaman lahir kembali dari Roh dan keberanian keluar dari zona nyaman.
Monica Maria Meifung Alumna Prodi Ilmu Teologi STF Driyarkara Jakarta